Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Anak Hamzah Haz Ceritakan Detik-Detik Ayahnya Tutup Usia: Mau Salat Duha
24 Juli 2024 16:15 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Putra dari Hamzah Haz, Nur Agus Haz, menceritakan detik-detik ayahnya meninggal dunia. Menurutnya, Hamzah Haz meninggal mendadak dalam usia 84 tahun pada Rabu (24/7) pukul 09.30 WIB di rumah pribadinya di Matraman, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Agus mengatakan, Hamzah Haz meninggal ketika hendak melaksanakan salat Duha, yaitu salat sunah yang dilaksanakan saat Matahari mulai naik (sekitar pukul 7 pagi) hingga menjelang Zuhur.
Mulanya, ia ditelepon oleh salah satu keluarga bahwa sang ayah jatuh dari tempat tidur. Agus meminta ayahnya tidak dipindahkan sebelum ia datang.
"Tunggu dulu saya datang. Kalau saya perhatikan, Bapak dalam keadaan bangun tidur, mau salat Duha," ujar Nur Agus Haz kepada wartawan di rumah duka.
Agus mengatakan, biasanya Hamzah Haz selalu berpegangan dengan lemari ketika hendak bangun tidur. Akan tetapi, karena jangkauannya pagi itu jauh, akhirnya Hamzah Haz terjatuh dari tempat tidur.
Ia juga membantah adanya penyakit yang diderita Hamzah Haz.
"Tidak sama sekali, malam sempat bicara sama saya, tidak ada sama sekali. Lambung saja biasa, Bapak nggak punya penyakit, nggak ada," ucap Agus.
ADVERTISEMENT
Menurutnya juga, pihak keluarga terus berkomunikasi dengan dokter kepresidenan saat Hamzah Haz sakit. Namun selama ini tak ada penyakit apa pun yang diderita oleh Wapres pendamping Presiden Megawati 2001-2004 itu.
"Oh, enggak ada sama sekali. Jadi memang meninggalnya pada waktu di kamar saja," tuturnya.
Agus mengatakan, ada berbagai pendapat di keluarga untuk prosesi pemakaman. Ada keluarga yang meminta jenazah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, ada juga yang meminta dimakamkan di pemakaman keluarga di Cisarua, Bogor, sesuai wasiat almarhum.
"Ya, kita selaku keluarga kita berunding dan bermusyawarah, satu sama lain ada saling mengaku ini di Kalibata, ini di Bogor," ungkap Agus.
"Akhirnya kami putuskan secara personal, kita mengikuti wasiat dari Bapak [dimakamkan di Bogor]," pungkasnya.
ADVERTISEMENT