Anak: Harmoko Sakit Progressive Supranuclear Palsy Sejak 2013, Belum Ada Obat

5 Juli 2021 16:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Penerangan era Orde Baru, Harmoko Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Penerangan era Orde Baru, Harmoko Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Menteri Penerangan era Presiden Soeharto, Harmoko, meninggal dunia di usia 82 tahun di RSPAD Gatot Soebroto, Minggu (4/7). Putra Harmoko, Dimas Ajisoko Harmoko, menjelaskan riwayat penyakit sang ayah sebelum wafat.
ADVERTISEMENT
Dimas mengatakan Harmoko positif corona sebelum meninggal. Selain itu, ayahnya sudah lama mengidap penyakit Progressive Supranuclear Palsy (PSP) sejak tahun 2013.
"Jadi beliau sakit dari tahun 2013 sakitnya itu namanya PSP (Progressive Supranuclear Palsy) dan agak jarang penyakitnya bapak," kata Dimas di Jalan Taman Patra, Jakarta Selatan, Senin (5/7).
Dimas mengatakan sampai saat belum ada obat untuk penyakit tersebut hingga kondisi Harmoko terus menurun.
Menteri Penerangan era Orde Baru, Harmoko Foto: JOHN MACDOUGALL / AFP
"Penyakit makin lama, kondisi makin menurun belum ada obatnya juga," imbuh dia.
Dimas menjelaskan sejak Harmoko mengidap penyakit itu, keluarga sudah berupaya agar kondisinya tidak memburuk.
"Kita usahakan selama ini dari tahun 2013 sampai sekarang berarti 8 tahun, supaya kondisi bapak tidak menurun saja. Mungkin sudah kehendak Allah, dari keluarga juga sudah ikhlas terhadap keadaan ini," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sebelum sang ayah meninggal, Dimas mengatakan Harmoko menitipkan pesan agar terus menjunjung tinggi kejujuran.
"Sebelum beliau susah berkomunikasi, pesan beliau yang selalu kami ingat adalah kejujuran nomor 1satu. Tanpa kejujuran, akan berat pertanggung jawaban kita pada Allah SWT dan ini juga yang saya lihat yah kondisi Indonesia perlu kejujuran," ucapnya.
"Dan kami minta doanya dari rakyat Indonesia juga agar Pak Harmoko bisa Husnul khotimah," tutup Dimas.