Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Anak Korban Kecelakaan Bus Sempat Larang Orang Tuanya ke Subang
11 Februari 2018 21:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Yuliyana (33) anak pertama dari Jono (56) dan Sugianti (55), pasangan suami istri yang tewas dalam kecelakaan bus tersebut mengatakan bahwa ia pernah melarang kedua orang tuanya pergi. Sebab kondisi cuaca beberapa hari sebelumnya sedang tidak bagus.
"Kalau firasat tidak ada, cuma saya sempat melarang karena saat mama pamit mau ke Bandung kan posisinya kita lagi nonton berita longsor di puncak sama di bandara itu. Lalu mama bilang nanti kalau hari Sabtu dia juga mau ke Bandung," cerita Yuliyana di rumah duka, Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (11/2).
Menurutnya, sang ibu merasa tak enak hati apabila tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut. Akhirnya Sugianti dan suami pun ikut serta dalam rombongan Koperasi Permata meskipun keduanya tidak duduk bersebelahan.
ADVERTISEMENT
"Biasanya tuh kalau mau pergi pamit walaupun anak- anak dalam posisi tidur itu dia pamit, cuma ini tidak tahu kenapa tidak pamit. Kami bertiga anak- anaknya tidak ada yang dipamitin," ucapnya.
Begitu mendengar kabar rombongan orang tuanya mengalami kecelakaan, Yuliyana langsung bergegas pulang ke rumahnya untuk memastikan kabar tersebut di televisi.
"Saya langsung pulang dan nonton live, memang kejadiannya jam 17.00 WIB, jam setengah 17.30 WIB saya sudah liat di TV," lanjutnya.
Kini jasad kedua orang tuanya sudah dimakamkan dalam satu liang lahat bersama sembilan orang lainnya.
"Dari Pemda sudah berkoordinasi karena kalau satu-satu kan lama ya, karena banyak jadi mungkin pakai alat berat jadinya sekali," katanya.
Yuliyana juga sempat mengatakan bahwa di hari kejadian nahas tersebut, dirinya pernah bermimpi bahwa rumahnya hancur total dan tidak ada yang tersisa sama sekali.
ADVERTISEMENT
"Firasat saya makin kuat itu karena pas hari H saya bangun karena mimpi. Jadi pas hari berangkat itu rumah ini hancur total tidak tersisa dan saya kaget langsung bangun, posisinya pas subuh jadi saya langsung Salat Subuh," ujarnya.
Dalam musibah ini 26 korban tewas di antaranya adalah warga Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan, sementara satu orang lagi merupakan pengendara sepeda motor yang terlibat kecelakan di tanjakan Emen, Subang.