Anak Muda di Jakarta Diimbau Kurangi Nongkrong, Mudah Jadi Agen Penular COVID-19

31 Januari 2022 15:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan menggunakan pelindung wajah dan masker saat melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan menggunakan pelindung wajah dan masker saat melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Dinkes DKI Jakarta menyoroti aktivitas masyarakat, khususnya anak muda, yang mulai sering berkumpul atau sekadar nongkrong di tengah tingginya kasus COVID-19 di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DKI Jakarta Lies Dwi Oktavia, aktivitas seperti itu tentu berpotensi besar menularkan COVID-19
“Di situ (kegiatan berkumpul, nongkrong) yang harus lebih waspada karena mereka sangat mudah menjadi agen penular,” kata Lies saat dihubungi wartawan di Balai Kota, Senin (31/1).
Lies memaparkan, mayoritas penderita COVID-19 saat ini adalah anak-anak muda dengan rentang umur 21-30 tahun. Hal ini disebabkan karena mobilitas yang tinggi pada usia produktif.
“21-30 (tahun) itu teman-teman yang fresh graduate, baru pada bekerja, yang aktivitasnya, mobilitasnya ke sana-ke sini. Pun karena masih berjiwa nongkrong-nongkrong kan dengan teman-teman,” terang Lies.
Warga melintas di depan tentang mural COVID-19 di Jakarta, Selasa (2/11/2021). Foto: Sigid Kurniawan/Antara Foto
Menurut Lies, kelompok ini kemudian menjadi pembawa virus sampai ke klaster perkantoran hingga keluarga. Hal ini yang kemudian menyebabkan kasus COVID-19 transmisi lokal menyebar dengan pesat.
ADVERTISEMENT
Circle utama (penularan) masing-masing keluarga terus teman kantor yang tiap hari ketemu itu menjadi lingkaran utama, jadi kalau udah ring satu terkena corona, ya waspadanya harus sangat tinggi,” pungkasnya.
Saat ini, kasus COVID-19 di Jakarta terus mengalami peningkatan akibat varian Omicron. Per Minggu (30/1), kasus aktif COVID-19 bertambah 6.613.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19, Sonny Harry B Harmadi, mengungkapkan kenaikan kasus COVID-19 juga dikarenakan mulai lengahnya masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes).