Anak Nakal Titisan Genderuwo Jadi Alasan Orang Tua Lakukan Ruwatan di Temanggung

19 Mei 2021 19:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasat Reskrim Polres Temanggung Setyo Hermawan (kanan) dan Kapolres Temanggung AKBP Benny Setyowadi (tengah) dalam konferensi pers terkait bocah yang tewas usai diruwat, Rabu (19/5). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kasat Reskrim Polres Temanggung Setyo Hermawan (kanan) dan Kapolres Temanggung AKBP Benny Setyowadi (tengah) dalam konferensi pers terkait bocah yang tewas usai diruwat, Rabu (19/5). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang anak berusia 7 tahun meninggal dunia usai dibenamkan di dalam bak mandi dalam ritual ruwatan (menghilangkan sial). Ritual itu dilakukan karena orang tua percaya anaknya nakal karena titisan genderuwo (salah satu jenis setan dalam kepercayaan Jawa).
ADVERTISEMENT
Kasat Reskrim Polres Temanggung, AKP Setyo Hermawan, mengatakan ritual tersebut dilakukan dua kali, yakni pada akhir Desember 2020 dan awal Januari 2021.
"Dukun memberitahu bahwa anaknya  merupakan titisan genderuwo yang mana apabila dibiarkan nanti tumbuh besar bisa meresahkan warga. Mereka yakin dan mengikuti anjuran atau masukan dari dukun," ujar Setyo kata kepada wartawan di Mapolres Temanggung, Rabu (19/5).
Ritual ruwat tersebut dilakukan dengan membenamkan wajah dan tubuh A ke dalam bak mandi hingga tewas. Setelah itu, mayat korban diletakkan di atas kasur selama empat bulan, terhitung sejak awal Januari 2021 hingga terungkap pada Minggu 16 Mei 2021.
Orang tua korban, M dan S, bersama dengan H dan B yaitu dukun dan asistennya ditetapkan jadi tersangka. Foto: kumparan
Menurut keterangan para pelaku, mayat tersebut sengaja dibaringkan di atas kasur dan dibiarkan selama berbulan-bulan karena meyakini A akan hidup kembali. Ritual ruwatan yang dilakukan juga dianggap dapat menghilangkan sifat nakal karena makhluk gaib yang ada di tubuh korban.
ADVERTISEMENT
Dukun (H) dan asistennya (B) mengatakan kepada kedua orang tua korban (M dan S) bahwa anaknya merupakan titisan genderuwo dan kelak dapat meresahkan warga sekitar.
"Jadi dukun menyakinkan kedua orang tua korban (M dan S) bahwa dia memiliki kemampuan menghidupkan kembali. Jadi atas pengaruh dari dukun tersebut, kedua orang tua yakin anak ini akan hidup lahir kembali dan hilang sifat nakalnya," tutur Setyo.