Anak SD Berkebutuhan Khusus di Depok Merisak Temannya di Sekolah

22 April 2022 20:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Siswa ABK di Depok jadi korban bullying di sekolah. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Siswa ABK di Depok jadi korban bullying di sekolah. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Seorang anak berkebutuhan khusus (ABK) melakukan bullying atau merisak temannya di sekolah. Peristiwa itu terjadi di sebuah SDN di wilayah Pancoranmas, Depok.
ADVERTISEMENT
Perisakan tersebut sempat terekam video dan viral di media sosial. Dalam rekaman terlihat J (13) siswa ABK merundung G (13).
PLT Kepala Sekolah SDN tersebut, Kusrini Maryati, mengatakan, peristiwa bullying terjadi pada Kamis (21/4) di dalam kelas saat pelajaran sedang berlangsung. Pada saat itu guru kelas keluar ruangan karena ada keperluan.
“Di saat itu terjadi peristiwa bullying yang dilakukan J kepada G,” ujar Kusrini, Jumat (22/4).
Pada saat kejadian terdapat empat anak di dalam kelas. Pada video yang beredar terdapat tiga anak yakni J, G, dan R yang merekam kejadian tersebut. Ketiga anak di dalam kelas tersebut juga berkebutuhan khusus.
“Sebenarnya J ini tidak pernah melakukan bullying karena ABK, namun tidak tahu mengapa kejadian tersebut dilakukan J kepada G,” terang Kusrini.
ADVERTISEMENT
Kusrini menjelaskan, korban sempat menangis menerima perundungan dari J.
Pihak sekolah hingga orang tua siswa tidak mengetahui bahwa para ABK itu memiliki grup percakapan.
“Jadi inilah dari hape ini, orang tua enggak tahu, guru enggak tahu, ketahuannya saat perekam share ke grup, lalu terkirim ke media sosial,” jelas Kusrini.
Kusrini mengungkapkan, orang tua J tidak menduga bahwa J melakukan bullying terhadap G. Namun dari pengakuan J kepada orang tuanya, dia melakukan perbuatan tersebut hanya bercanda.
“Sebenarnya J itu anak baik, dan G itu anaknya pendiam atau sedikit berbicara,” ungkap Kusrini.

Kasus Diselesaikan Kekeluargaan

Atas peristiwa tersebut, orang tua dari kedua pihak telah melakukan pertemuan membahas permasalahan bullying. Kasus diselesaikan secara kekeluargaan.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah sudah rapi dan dijadikan pembelajaran atas peristiwa ini,” ucap Kusrini.
Terkait ponsel yang dibawa ABK saat belajar, Kusrini tidak mengetahui alasan ABK dapat membawa ponsel ke sekolah. Padahal, siswa ABK tidak diizinkan membawa ponsel ke sekolah.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana, terkait penanganan ke depannya,” pungkas Kusrini.