Anak yang Bunuh Ayah di Sidoarjo Alami Depresi, Sudah Ditangkap Polisi

17 Desember 2024 23:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenazah M Soleh (60) yang ditemukan tewas berlumuran darah di rumahnya di Dusun Bokong Nisor, Desa Klantingsari, Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah M Soleh (60) yang ditemukan tewas berlumuran darah di rumahnya di Dusun Bokong Nisor, Desa Klantingsari, Tarik, Kabupaten Sidoarjo. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Polisi telah mengamankan pelaku pembunuhan M Soleh (60 tahun), seorang pria warga Dusun Bokong Nisor, Desa Klantingsari, Tarik, Kabupaten Sidoarjo, yang tewas di rumahnya, pada Minggu (15/12) malam. Pelaku ialah anak kandung korban bernama M Sholi Chudin (30 tahun).
ADVERTISEMENT
Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, AKP Fahmi Amarullah, mengatakan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa. Sehingga, polisi membawa pelaku ke rumah sakit jiwa untuk perawatan.
"Ternyata pelaku ini menderita depresi dari surat rawat jalan dokter saraf, bahwa dia rawat jalan terakhit itu bulan Maret 2024," ujar Fahmi di Polresta Sidoarjo, Selasa (17/12).
"Setelah kita dalami, kita bawa ke rumah sakit jiwa di Malang. Ternyata dokter mengatakan, yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa, sementara pelaku ada di RSJ Malang," lanjutnya.
Fahmi menjelaskan, pembunuhan ini berawal saat anak pertama korban bernama Nurul Lukluk (35 tahun) dan suaminya, Abdul Muit (34 tahun), menjenguk korban yang saat itu sedang sakit pada Minggu (15/12) sekitar pukul 21.20 WIB.
ADVERTISEMENT
"Orang tua ini korban, jadi di rumah itu hanya ada korban, sama pelaku. Pada saat dijenguk, pelaku masih ngamuk-ngamuk, masih tidak stabil, masih depresi, sehingga diberi obat penenang. Memang obat yang biasa dikonsumsi oleh pelaku," jelasnya.
Setelah diberi obat dan diminun, pelaku kemudian tenang dan tertidur. Dirasa pelaku sudah tenang, Nurul dan suaminya memutuskan untuk kembali ke rumahnya.
"Sejam kemudian pelaku terbangun, kumat lagi. Depresi, kemudian mengambil celurit, tapi ini tertinggal (gagang clurit), jadi yang pegang cuma ini tok (celurit)," terangnya.
Pelaku kemudian membabi buta menganiaya ayahnya sendiri menggunakan celurit.
"Berdasarkan hasil visum terdapat 15 luka di sepanjang leher, dada kepala dan lain-lain. Oleh karena itu korban meninggal di tempat," ungkapnya.
ADVERTISEMENT