Analisa KNKT soal Laka Maut Truk di Sleman: Kendaraan Lampaui Kemampuan Teknis

8 September 2021 21:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah truk bermuatan batu batu terguling di jalan dekat Tebing Breksi di Gunungsari, Kelurahan Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Jumat (3/9). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah truk bermuatan batu batu terguling di jalan dekat Tebing Breksi di Gunungsari, Kelurahan Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Jumat (3/9). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Truk bermuatan batu alam mengalami kecelakaan maut di jalan menuju Tebing Breksi, Gunungsari, Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Jumat (3/9). Kecelakaan itu menewaskan 6 orang yang merupakan penumpang truk.
ADVERTISEMENT
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pun turut menganalisa kecelakaan tersebut.
Plt Ketua Subkomite LLAJ KNKT, Ahmad Wildan, mengatakan mereka belum melakukan investigasi tetapi hanya analisa semata. KNKT sempat bertemu dengan Dishub Sleman.
"Setelah melakukan analisa geometrik jalan dan spesifikasi teknis kendaraan, KNKT membuat kesimpulan sementara sebagai berikut, jalur tebing Breksi adalah jalan yang sangat berisiko, dengan jarak sepanjang 1,83 km, memiliki perbedaan ketinggian 191 meter, dan grade maksimal 35 persen," kata Wildan dalam keterangan kepada wartawan, Rabu (8/9).
Sementara spesifikasi kendaraan, Isuzu Light Truck yang digunakan memiliki gradebiliy sebesar 25 persen. Artinya di bawah grade jalur Breksi yang 35 persen tadi.
"Mobil truk merk Isuzu Light Truck hanya memiliki kemampuan torsi dengan gradebility sebesar 25 persen," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Gradebility adalah kemampuan torsi kendaraan untuk dapat melalui jalan pada batasan grade yaitu tanjakan atau turunan tertentu. Di luar batas gradebility yang telah ditetapkan oleh ATPM maka teknologi kendaraan tidak akan mampu menjamin keselamatan penggunanya.
Apabila kendaraan memiliki kemampuan torsi di bawah geometrik jalan, maka ada beberapa situasi yang akan dihadapi pengemudi.
Jika saat menurun menggunakan gigi 2, maka kampas rem akan kewalahan. Sehingga rem akan mengalami disipasi panas akibat gesekan kampas dengan tromol dan berpotensi menyebabkan brakefading atau rem blong.
"Jika dia menggunakan gigi 1, maka akan terjadi over running, karena kemampuan torsinya by design jauh di bawah grade yang eksisting, maka pada saat mesin mengalami over running, temperatur mesin akan naik dengan cepat dan akan diikuti dengan kerusakan mesin sebelum akhirnya mesin bisa meledak," ucap Ahmad.
Sebuah truk bermuatan batu batu terguling di jalan dekat Tebing Breksi di Gunungsari, Kelurahan Sambirejo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Jumat (3/9). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sementara dalam kecelakaan itu, truk dalam posisi netral. Hal itu faktual berdasar wawancara dengan pengemudi serta temuan pemeriksaan kendaraan sesudah terjadi kecelakaan.
ADVERTISEMENT
"Posisi netral ini bisa terjadi baik pada saat pengemudi menggunakan gigi 2 dan akan berpindah ke 1 maupun sebaliknya," bebernya.
Dari hasil analisis, disimpulkan bahwa penyebab kecelakaan karena kendaraan yang digunakan melampaui kemampuan teknisnya. Meski sopir memiliki kemampuan ulung, tetap akan membahayakan.
"Sekalipun itu kendaraan baru, dan pengemudinya high skill, tetap akan terjadi kegagalan karena kemampuan teknis kendaraannya jauh di bawah kondisi geometrik jalan," bebernya.
KNKT memberikan saran agar truk dilarang melalui Jalur Breksi. Pasalnya truk-truk konvensional di Indonesia hanya memiliki torsi dengan gradebility di bawah 30 persen.
"Truk dengan gradebility di atas 30 persen biasanya diperuntukkan untuk truk di daerah tambang seperti HINO seri 700 dan sebagainya," katanya.
Kepala Dishub Sleman Arip Pramana mengatakan, KNKT telah datang ke Dishub Sleman. Meski bukan pertemuan resmi untuk investigasi tetapi ada sejumlah arahan dari KNKT.
ADVERTISEMENT
"Karena tadi datangnya tidak resmi, rekomendasinya nggak ada yang tertulis dari KNKT, sehingga nggak bisa saya sampaikan. Walaupun sudah keluar beberapa arahan dari KNKT," bebernya.
Dishub Welman masih menunggu kajian resmi dari KNKT keluar. Sehingga dapat diketahui kendaraan mana yang tidak direkomendasikan melewati jalan tersebut.