Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG , Daryono dalam keterangannya, Sabtu (5/12), gempa yang terjadi dan tercatat pertama kali berkekuatan 3,1 pada 27 November 2020 pada pukul 19.16.35 WITA.
"Sejak saat itu terjadi rentetan aktivitas gempa yang terus terjadi sambung menyambung," jelas Daryono.
BMKG mencatat beberapa kali aktivitas gempa signifikan yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat Palasa, di antaranya adalah gempa yang terjadi pada:
1. 28 November 2020 pukul 22.14.21 WITA berkekuatan 4,4.
2. 29 November 2020 pukul 01.26.11 WITA berkekuatan 4,7.
3. 29 November 2020 pukul 20.14.15 WITA berkekuatan 4,5
4. 4 Desember 2020 pukul 22.38.57 WITA berkekuatan 3,7.
Daryono menjelaskan, swarm adalah rentetan kejadian gempa berkekuatan kecil dengan frekuensi kejadian sangat tinggi, berlangsung dalam kurun waktu tertentu di kawasan sangat lokal, tanpa adanya gempa kuat sebagai gempa utama.
ADVERTISEMENT
"Saat gempa aktivitas gempa swarm dikenali dalam dua model pembangkit, yaitu (1) fluid driven biasanya berkaitan dengan proses magmatik (magmatic process) atau difusi cairan pori (pore fluid diffusion), dan (2) rayapan (aseismic creep)," ungkap Daryono.
Jadi, lanjut Daryono, aktivitas swarm selain yang berkaitan dengan dinamika fluida di mana biasanya berkaitan dengan aktivitas gunungapi, maka wilayah seismogenik mengalami rayapan (creeping).
Mengingat di wilayah Kecamatan Palasa tidak terdapat aktivitas vulkanisme, maka rentetan aktivitas gempa kecil di wilayah Kecamatan Palasa saat ini mengarah kepada aktivitas swarm yang berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif.
"Jika mencermati peta geologi di wilayah Kecamatan Palasa tampak di wilayah ini terdapat jalur sesar dengan mekanismenya mendatar yang aktivitasnya belum diketahui. Jalur sesar ini di peta geologi berarah baratdaya – timurlaut memanjang sejauh kira-kira 37 kilometer dari Pantai Palasa di selatan hingga Pantai Malomba di utara," urai dia.
ADVERTISEMENT
Saat ini, tambahnya, tampaknya masih sulit untuk memastikan apakah fenomena yang terjadi adalah aktivitas foreshocks atau swarm.
"Untuk itu kepada masyarakat Palasa dan sekitarnya diimbau untuk tetap tenang tetapi waspada, serta tidak mudah percaya kepada berita yang tidak jelas sumbernya. Pastikan masyarakat mendapatkan informasi dari sumber resmi dari BMKG atau BPBD," tutup dia.