Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan getaran gempa dirasakan hampir di seluruh wilayah Bali. Gempa disebabkan oleh aktivitas sesar aktif di darat, bukan karena sesar naik di laut utara Bali yang pernah memicu gempa Lombok pada 2018.
"Gempa Buleleng magnitudo 4,4 yang sempat menggetarkan hampir seluruh Pulau Bali dipicu oleh aktivitas patahan aktif mekanisme geser di daratan (Buleleng), dan bukan dipicu oleh sumber gempa sesar naik Back Arc Thrusting," jelas Daryono dalam keterangannya, Rabu (24/5).
"Back Arc Thrusting itu sesar naik di laut utara Bali, memanjang ke timur melalui utara Lombok, Sumbawa, Manggarai sampai Flores. Sesar ini galak banget termasuk yang memicu gempa Lombok 2018," tambahnya.
BMKG memastikan gempa tidak berpotensi tsunami. Namun dirasakan di sejumlah wilayah di Bali.
ADVERTISEMENT
Di Buleleng gempa dirasakan dalam skala IV MMI. Kemudian di Karangasem III-IV MMI, Bangli II MMI, dan Denpasar II MMI.
Adapun IV MMI getarannya seperti dirasakan banyak orang dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi. Lalu III MMI seperti getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Sedangkan II MMI seperti getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut," kata Daryono.
Daryono memastikan gempa tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 02.05 WITA baru tercatat satu gempa susulan.
"Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempabumi tektonik menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," pungkas Daryono.
ADVERTISEMENT