Analisis BMKG soal Gempa 5,5 M di Bengkulu: Dipicu Aktivitas Subduksi Lempeng

20 Juli 2022 10:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Inked Pixels/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa bumi. Foto: Inked Pixels/shutterstock
ADVERTISEMENT
Bengkulu diguncang gempa bumi berkekuatan 5,8 magnitudo pada Rabu (20/7). BMKG melakukan pemutakhiran dan kekuatan gempa diperbaharui menjadi 5,5 magnitudo.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa terjadi pukul 06.46 WIB. Jenis gempa itu adalah tektonik.
"Episenter gempa Bengkulu M 5,5 pagi ini terletak pada koordinat 4,33° LS-101,95° BT tepatnya di laut pada jarak 64 Km arah barat daya Kota Bengkulu dengan kedalaman 56 Km," kata Daryono dalam keterangannya.
Daryono menjelaskan, jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Bengkulu magnitudo 5,5 ini merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Di mana Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Pulau Sumatra di zona Megathrust.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa pagi ini memiliki mekanisme sumber pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan bukti gempa terjadi di zona megathrust," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Daryono menuturkan, gempa Bengkulu magnitudo 5,5 ini dirasakan sangat kuat di Bengkulu Kota dalam skala intensitas IV-V MMI hingga warga lari berhamburan keluar rumah. Sementara di Kepahiang, Bengkulu Utara, guncangan juga masih kuat dalam skala intensitas III-IV MMI.
"Di Muko-muko, Krui, dalam skala intensitas III MMI, serta di Muara Dua, Lubuk Linggau dalam intensitas II MMI," ucap Daryono.
Daryono mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan, gempa Bengkulu itu tidak berpotensi tsunami.
"Hingga pukul 07.25 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa telah terjadi 1 kali aktivitas gempa susulan (after shock) dengan magnitudo M 3,7 pasca gempa Bengkulu M 5,5," kata Daryono.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono Foto: Utomo Priyambodo/kumparan

Bengkulu Rawan Gempa

Lebih lanjut, Daryono mengungkapkan BMKG mencatat gempa besar di Bengkulu terjadi pada 4 Juni 2000 dengan Magnitudo 7,9 dan menewaskan 94 orang.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, gempa dahsyat terjadi pada 12 September 2007 dengan Magnitudo 8,5 memicu tsunami dan menewaskan 23 orang.
"Bengkulu merupakan daerah rawan gempa dan tsunami, sehingga upaya mitigasi gempa dan tsunami secara konkret wajib diwujudkan untuk mengurangi risiko bencana yang dapat terjadi lagi di masa yang akan datang," tutup Daryono.