Analisis BMKG soal Gempa 5 Magnitudo di Tahuna Sulut

14 Mei 2023 6:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gempa bumi. Foto: cigdem/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gempa bumi. Foto: cigdem/shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BMKG menyampaikan analisis terhadap gempa 5,5 magnitudo di Tahuna, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Gempa terjadi pada Minggu (14/5) pukul 02.16.45 WIB.
ADVERTISEMENT
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,0. Episenter gempa berlokasi di laut pada jarak 112 Km arah utara Kepulauan Marore, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, pada kedalaman 61 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Laut Filipina," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," tutur Daryono.
Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa ini menimbulkan guncangan di daerah Kepulauan Marore, Kepulauan Sangihe dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu,
ADVERTISEMENT
Kemudian di daerah Kendahe, Kepulauan Sangihe dengan skala intensitas II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," jelas Daryono.
BMKG menuturkan, hingga pukul 02.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Daryono.
"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa," tutup Daryono.