Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Analisis Medsos: Tagar #2019PrabowoPresiden Gerus #2019GantiPresiden
10 September 2018 17:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Pilpres 2019 sudah di depan mata. Keberadaanya ditandai dengan sejumlah manuver politik yang dilakoni para politisi. Ditandai pula dengan tagar yang menghiasi dinding-dinding media sosial. Dari semua itu, publik menaruh perhatian besar pada tagar #2019GantiPresiden.
ADVERTISEMENT
Di media sosial Twitter, tagar merupakan suatu penanda bahwa ada warganet yang tengah berucap sesuatu. Melalui tagar, tercipta sebuah ikatan yang menunjukkan bahwa percakapan itu dibicarakan banyak orang. Melalui tagar itu pula politik dapat dipahami sebagai kekuatan baru yang mengudara di media sosial.
Dan ya, #2019GantiPresiden adalah segala hal tentang itu. Tagar tersebut berupaya untuk menjadi penanda bahwa Jokowi harus diganti saat hari pencoblosan tiba, 19 April 2019. Belakangan, tagar itu kemudian diperjelas menjadi #2019PrabowoPresiden. Ada nama Prabowo Subianto yang dipandang siap menggantikan Joko Widodo, presiden saat ini.
Adanya tagar baru jelas menarik untuk ditelusuri. Sebab pertanyannya kini, akankah tagar #2019PrabowoPresiden itu mampu menggantikan #2019GantiPresiden? atau keduanya justru berjalan beriringan?
ADVERTISEMENT
kumparan berupaya memahami performa tagar #2019GantiPresiden dan #2019PrabowoPresiden melalui tools bernama Astra Maya (Drone Emprit). Tools tersebut kali ini kami gunakan untuk menjawab dua pertanyaan itu.
Adapun Astra Maya merupakan sebuah sistem untuk memonitor dan menganalisa media online dan media sosial. Astra Maya bertumpu pada teknologi big data dan berbasikan teknologi Artificial Intelligent dan Natural Language Processing (NLP).
Berdasarkan data yang disuguhkan Astara Maya, #2019PrabowoPresiden mulai menunjukkan performanya di Twitter sejak Jumat, 7 September 2018. Ada 2.533 percakapan yang mencantumkan tagar itu di hari tersebut. Jumlah percakapan itu meningkat enam kali lipat dari Kamis, 6 September, yang jumlahnya sebesar 398 percakapan.
Melonjaknya jumlah percakapan tersebut tentu tak terlalu mengejutkan. Sebab, 7 September memang merupakan hari deklarasi pertama #2019PrabowoPresiden. Deklarasi itu dihelat di Bambu Kuning Square, Lampung. Sejumlah tokoh kunci seperti Ahmad Dhani hingga Ratna Sarumpaet menghadiri acara tersebut.
Meski deklarasi diadakan Jumat, warganet di Twitter justru baru ramai membicarakan #2019PrabowoPresiden pada Sabtu, 8 September. Pada hari itu, data menunjukkan bahwa ada 27.241 percakapan yang mencatut tagar tersebut.
ADVERTISEMENT
Jumlah percakapan per 8 September itu jelas naik 10 kali lipat bila dibandingkan dengan data pada 7 September. Jumlah itu sekaligus naik 68 kali lipat bila disandingkan dengan data per 6 September.
Peningkatan jumlah percakapan dengan tagar itu terus berlanjut pada esoknya, Minggu, 9 September. Kali ini jumlah percakapan yang terpantau berjumlah 32.741 percakapan. Ada peningkatan sebanyak 5.500 percakapan.
#2019PrabowoPresiden Menggeser #2019GantiPresiden
Sebagai sebuah tagar, #2019PrabowoPresiden masih relatif baru. Tagar tersebut pertama kali diumumkan oleh Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua Umum sekaligus Pendiri Partai Gerindra, Selasa 28 Agustus.
"Kami menganggap sudah saatnya menggemakan 'Prabowo Presiden' karena calon satu-satunya jika ingin mengganti presiden ya Pak Prabowo,” ujar Dasco saat memberi keterangannya, Kamis (6/9).
ADVERTISEMENT
Sebagai sebuah penanda baru, apa yang diucap Dasco tentu dapat dimaklumi. Kendati demikian, tagar #2019GantiPresiden tetaplah jauh lebih dahulu dikenal publik. Tagar tersebut sudah ada sejak 27 Maret, kala diumumkan pertama kali oleh Mardani Ali Sera, Ketua DPP PKS, melalui akun Twitter miliknya.
Sejumlah peristiwa yang berkaitan dengan #2019GantiPresiden pun telah menghiasi pemberitaan nasional. Berbagai macam atribut yang mencantumkan tagar tersebut juga telah banyak beredar, entah itu di kaus, topi, gelang, hingga pernak-pernik lainnya.
Berdasarkan data Astra Maya, ada 62.784 percakapan yang menyematkan #2019GantiPresiden per 6 September. Jumlah itu kemudian menurun menjadi 61.185 per 7 September. Penurunan itu jelas berbanding terbalik dengan #2019PrabowoPresiden yang justru mengalami peningkatan signifikan pada hari tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada 8 September, #2019GantiPresiden pun tak dapat berharap banyak. Peningkatan memang terjadi, tetapi angkanya mentok di angka 7 persen. Jumlah percakapan dengan tagar itu pun bergerak dari angka 61.185 ke angka 65.741 percakapan.
Namun bila dibandingkan dengan #2019PrabowoPresiden, peningkatan 7 persen itu jelas tak terlalu berarti apa-apa. Sebabnya di hari yang sama, tagar tersebut justru mengalami kenaikan sebesar 1.000 persen dari yang awalnya 2.533 menjadi 27.241 percakapan.
Pada hari selanjutnya, 9 September, #2019GantiPresiden tak mampu bangkit. Percakapan dengan tagar tersebut justru mengalami penurunan terendah sejak 7 September. Di hari itu tagar tersebut hanya memiliki 60.222 percakapan atau turun sekitar 9 persen.
Sebaliknya, hal yang berbeda justru terjadi pada #2019PrabowoPresiden. Di hari itu jumlah percakapan dengan tagar tersebut kembali melonjak naik menjadi 32,741 percakapan, naik sebesar 17 persen.
ADVERTISEMENT
Bila ditilik dari persebarannya, lima akun Twitter yang lantang menyuarakan #2019PrabowoPresiden pada rentang 6-9 September adalah @bangunnegeri2, @putrabanten80, @kasanmulyono, @pranoto_khibar, @abandaraja4.
Sementara itu, lima akun Twitter yang menyuarakan #2019GantiPresiden pada rentang itu adalah @999Menang, @kepriupdatenews, @bangunnegeri2, @pranoto_khibar, hingga @abandaraja4.