news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ancam Lakukan Penembakan Massal, Bocah 10 Tahun di AS Ditangkap Polisi

30 Mei 2022 13:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penembakan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penembakan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Seorang pelajar kelas 5 SD di Florida, Amerika Serikat ditangkap pada Sabtu (28/5/2022), setelah menyebarkan ancaman penembakan massal.
ADVERTISEMENT
Bocah 10 tahun itu adalah siswa di Sekolah Dasar Patriot di Cape Coral. Dia diborgol dan dikawal masuk ke mobil polisi pada Sabtu malam. Sebelumnya, ia ketahuan membuat ancaman tertulis akan melakukan penembakan massal yang dikirimkan melalui SMS.
"Perilaku siswa ini memuakkan, terutama setelah tragedi baru-baru ini di Uvalde, Texas," kata Sheriff Lee County Carmine Marceno dalam sebuah pernyataan, dikutip dari New York Post.
Presiden AS Joe Biden dan ibu negara Jill Biden memberikan penghormatan di memorial Robb Elementary School di Uvalde, Texas, AS. Foto: Jonathan Ernst/REUTERS
"Memastikan anak-anak kita aman adalah yang terpenting,” tegasnya.
Tim Penegakan Ancaman Sekolah kantor sheriff mengerahkan Divisi Investigasi Kriminal Layanan Pemuda untuk menangani kasus ini, karena usia pelaku yang masih di bawah umur.
Marceno mengatakan, petugas dengan cepat menyelidiki ancaman penembakan massal.
“Kami akan menegakkan hukum dan ketertiban di sekolah kami! Tim saya tidak ragu-ragu sedetik pun, tidak sedetik pun, untuk menyelidiki ancaman ini,” tutur Marceno.
ADVERTISEMENT
“Sekarang bukan waktunya untuk bertindak seperti berandalan. Itu tidak lucu. Anak ini membuat ancaman palsu, dan sekarang dia mengalami konsekuensi nyata,” paparnya.
Presiden AS Joe Biden dan ibu negara Jill Biden memberikan penghormatan di memorial Robb Elementary School di Uvalde, Texas, AS. Foto: Jonathan Ernst/REUTERS
Pekan lalu, terjadi penembakkan massal di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas. Penembakkan tersebut menewaskan 19 pelajar dan 2 guru.
Petugas yang menanggapi laporan penembakan Uvalde menghadapi kritik dan kecaman atas tanggapan mereka yang tertunda. Polisi membutuhkan waktu hampir satu jam untuk menerobos ruang kelas di mana semua penembakan terjadi dan membunuh pelaku, Salvador Ramos.
Penembakan Uvalde memantik amarah banyak penduduk Amerika yang telah lama menuntut pengetatan peraturan pengendalian senjata api. Presiden Amerika Joe Biden menekan kongres untuk segera membuat perubahan terkait hal ini.
"Kami tidak dapat melarang tragedi, saya tahu, tetapi kami dapat membuat Amerika lebih aman. Kami akhirnya dapat melakukan apa yang harus kami lakukan untuk melindungi kehidupan rakyat dan anak-anak kami," kata Biden, Sabtu (28/5/2022), dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
Menurut Small Arms Survey, Amerika Serikat merupakan negara dengan masyaraka bersenjata paling berat di dunia. Berdasarkan data CNN, AS juga negara yang paling sering mengalami insiden penembakan sekolah.
Penembakan massal di Amerika kerap diikuti oleh protes publik, warga terus mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan. Namun, kelompok oposisi Partai Republik masih mendukung kebijakan peredaran senjata api secara luas.
Penulis: Airin Sukono.