Ancaman Nuklir Pemimpin Chechnya untuk Pembantai Rohingya

7 September 2017 14:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Republik Chechen Ramzan Kadyrov  (Foto: REUTERS/Said Tsarnayev)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Republik Chechen Ramzan Kadyrov (Foto: REUTERS/Said Tsarnayev)
ADVERTISEMENT
Ramzan Kadyrov adalah satu dari pemimpin negara yang keras mengecam pembantaian terhadap Rohingya. Bahkan kepala negara Chechnya ini mengancam akan mengebom Myanmar dengan nuklir, jika dia punya senjata itu.
ADVERTISEMENT
Komentar ini disampaikan Kadyrov dalam pernyataannya akhir pekan lalu. Beberapa hari setelahnya, lebih dari 1 juta warga Chechnya gelar aksi dukung Rohingya di kota Grozny.
Ratusan orang Rohingya tewas dan desa-desa mereka di Rakhine, Myanmar, dibakar dalam dua pekan terakhir. Ratusan ribu Rohingya kini mengungsi ke Bangladesh dalam keadaan serba kekurangan.
Dalam pernyataannya, Kadyrov menyatakan menentang Rusia jika pemerintahan Vladimir Putin mendukung aksi kekerasan Myanmar terhadap Rohingya.
"Jika Rusia ingin mendukung para bajingan ini melakukan kejahatan, maka posisi saya menentang Rusia, karena saya punya pandangan dan posisi sendiri," kata Kadyrov.
Warga Chechen yang membela warga Rohingya (Foto: REUTERS/Said Tsarnayev)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Chechen yang membela warga Rohingya (Foto: REUTERS/Said Tsarnayev)
Kadyrov dikenal sebagai pendukung Putin. Namun sikap Rusia sangat condong kepada Myanmar.
Pada Maret lalu, Rusia dan China melayangkan veto untuk resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengecam pembunuhan etnis Muslim Rohingya di Myanmar.
ADVERTISEMENT
Myanmar adalah salah satu negara pembeli senjata dari Rusia. Tahun lalu kedua negara menandatangani kerja sama pertahanan, termasuk di dalamnya soal berbagi informasi terkait terorisme dan isu-isu keamanan lainnya.
Kadyrov yang belakangan vokal menyuarakan isu-isu Islam, mengatakan akan mengirimkan militer untuk melindungi Rohingya. Bahkan dia akan menyerang dengan nuklir, jika saja dia punya kuasa untuk itu.
Sebagai entitas bagian dari Federasi Rusia, Chechnya harus tunduk pada keputusan Putin.
"Jika saja keputusan ada pada tangan saya, jika ada kesempatan, saya akan menembakkan nuklir ke sana," kata Kadyrov.
"Saya akan menghancurkan orang-orang ini, yang telah membunuh anak-anak, wanita, dan orang tua," lanjut dia.