Ancaman Teroris Meningkat, Swedia Larang Protes Bakar Al-Quran

9 Februari 2023 11:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politisi sayap kanan Rasmus Paludan memegang salinan Al-quran saat protes di depan sebuah masjid di Noerrebro, di Kopenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023). Foto: Sergei Gapon/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Politisi sayap kanan Rasmus Paludan memegang salinan Al-quran saat protes di depan sebuah masjid di Noerrebro, di Kopenhagen, Denmark, Jumat (27/1/2023). Foto: Sergei Gapon/AFP
ADVERTISEMENT
Polisi Keamanan Swedia (Swedish Security Service/SAPO) kini bersikap lebih tegas dalam menyikapi aksi protes oleh aktivis anti-Islam.
ADVERTISEMENT
Pihaknya bakal menolak izin untuk para aktivis mengadakan demonstrasi serupa di masa mendatang, khususnya membakar kitab suci Al-Quran.
Sebelumnya, pihak berwenang termasuk SAPO telah memberikan izin kepada para aktivis tersebut dan seorang politisi asal Denmark-Swedia, Rasmus Paludan, untuk memimpin aksi protes berupa membakar Al-Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Kota Stockholm pada Januari lalu.
Perizinan ini diberikan sesuai dengan titah otoritas setempat dan Menteri Luar Negeri Tobias Billstrom, yang menekankan bahwa kebebasan berekspresi dalam bentuk yang luas diakui dan diperbolehkan dalam undang-undang.
Namun, situasi berubah saat ini. SAPO pada Rabu (8/2) melihat adanya peningkatan ancaman terorisme sejak insiden pembakaran Al-Quran oleh Paludan.
Pihaknya menjelaskan, aksi protes serupa dapat menyebabkan ancaman serius terhadap keamanan nasional secara keseluruhan.
Demo menentang politisi anti-Muslim Denmark Rasmus Paludan dan partai Stram Kurs-nya, di taman Sveaparken di Orebro, Swedia, Jumat (15/4/2022). Foto: Kicki Nilsson/ TT News Agency/via Reuters
Sehingga, segala jenis pengajuan izin dari aktivis untuk mengadakan aksi protes anti-Islam nantinya akan ditolak oleh otoritas terkait. Larangan termasuk rencana Paludan untuk mengadakan demonstrasi berikutnya setiap hari Jumat.
ADVERTISEMENT
“Perkembangan terbaru dengan ancaman yang ditargetkan pada Swedia dan kepentingan Swedia sangat serius dan mempengaruhi keamanan Swedia,” ujar pihak SAPO, seperti dikutip dari Reuters.
“Perkembangan ini berarti bahwa Swedia dianggap berada dalam fokus yang lebih besar daripada sebelumnya terhadap ekstremis Islam yang kejam secara global,” imbuhnya.
Aksi pembakaran Al-Quran di Swedia telah memicu gelombang amarah dan protes di berbagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, termasuk Indonesia dan Malaysia.
Bersamaan dengan gelombang amarah dari umat Muslim itu, ancaman teroris terhadap Swedia pun meningkat.
Sejumlah peserta aksi melakukan unjuk rasa terkait penistaan pembakaran Al Quran di kawasan gedung Kedubes Swedia, Kuningan, Jakarta pada Senin (30/1). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Swedia pada saat bersamaan semakin sulit untuk bergabung sebagai anggota aliansi militer pimpinan Amerika Serikat, NATO. Hal ini dikarenakan persetujuan Swedia untuk menjadi anggota baru membutuhkan konsensus dari ke-30 anggota dengan suara bulat, termasuk dari Turki selaku anggota tetap NATO.
ADVERTISEMENT
Namun, sampai sekarang Turki enggan untuk menyetujui aksesi Swedia ke NATO, dikarenakan banyaknya organisasi teroris Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang tinggal di negara Nordik itu dan pembakaran Al-Quran oleh Paludan di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm.
Hal ini ditegaskan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan pada pekan lalu. “Selama [Swedia mengizinkan] kitab suci saya, Al-Quran, dibakar dan disobek — kami tidak akan mengatakan ya untuk masuknya Anda ke dalam NATO,” kata Erdogan.