Andi Widjajanto Ibaratkan Jokowi-Prabowo Seperti Obama Dukung Trump

4 November 2023 12:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi 5.0 TPN Ganjar-Mahfud Andi Widjajanto. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi 5.0 TPN Ganjar-Mahfud Andi Widjajanto. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Deputi 5.0 Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Widjajanto, menyebut pertarungan di Pilpres 2024 punya skala kesulitan berbeda dengan Pilpres 2014 atau 2019 silam. Saking sulitnya, kata Andi, ia merasa harus membuat skala kesulitan baru.
ADVERTISEMENT
"Ya kalau dibanding [Pilpres] 2014, 2019; 2019 skala kesulitannya dari 0-10 kira-kira 4 lah. Skala kesulitannya. Nah, 2014 itu skala kesulitannya mentok 10. Nah, 2024 kayaknya kami harus buat skala baru," ungkap Andi dalam talkshow kumparan, Info A1, yang tayang Kamis (2/11) malam.
Ia menjelaskan, salah satu faktornya adalah posisi Presiden Jokowi dan keluarga yang tiba-tiba berubah dan membuat TPN hingga PDIP terkejut. Jokowi dan keluarga diangap hengkang dari PDIP setelah putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, jadi cawapres Prabowo Subianto, dan putra bungsunya, Kaesang Pangarep, menjadi ketum partai Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Bahkan, kata Andi, ada beberapa wartawan dari media internasional yang datang kepadanya dan bertanya soal situasi politik di Indonesia saat ini. Sebagai gambaran, Andi lalu mengibaratkan langkah Jokowi dengan menggunakan nama mantan Presiden AS, Barrack Obama dan Donald Trump.
ADVERTISEMENT
"Saya mengatakan, 'Bayangkan begini, tiba-tiba nanti di Amerika Serikat 2024, Obama memutuskan dukung Trump'. Nah itu. Skalanya seperti itu. Obama memutuskan dukung Trump, itu kan semua orang langsung, 'Ini ada apa?' Nah, itulah skalanya makanya kami harus buat skala baru," jelasnya.
Bakal calon presiden Prabowo Subianto berjabat tangan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
Andi menolak jika ia disebut menyeberang dari gerbong Jokowi. Menurutnya, justru, Jokowilah yang menyeberang dari garis merah PDIP.
Apalagi PDIP sudah mengusung Jokowi sejak ia maju sebagai calon wali kota Solo dua periode, gubernur DKI, hingga presiden dua periode. Dukungan yang sama pun diberikan PDIP saat Gibran maju sebagai wali kota Solo.
"Tiba-tiba sekarang nyeberang. Jadi pertanyaannya itu bukan kenapa saya beda dengan Pak Jokowi, kenapa saya berseberangan dengan Pak Jokowi, tapi kenapa Jokowinya beda dengan saya? Kenapa Pak Jokowinya yang memutuskan berseberangan dengan kami sekarang? Kaminya enggak berubah," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Tonton obrolan lengkap Andi Widjajanto dalam video Info A1.