Andika Mau Ada Reward & Punishment di Jateng, Luthfi Bicara Gubernur Pencitraan

30 Oktober 2024 20:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana debat pertama pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah tahun 2024, Rabu (30/10/2024). Foto: YouTube/ KPU Jateng
zoom-in-whitePerbesar
Suasana debat pertama pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah tahun 2024, Rabu (30/10/2024). Foto: YouTube/ KPU Jateng
ADVERTISEMENT
Debat pertama Pilgub Jateng 2024 membahas tentang pelayanan publik di Jawa Tengah yang masih banyak kekurangan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, calon gubernur nomor urut 01 Andika Perkasa mengatakan, perlu ada reward dan punishment kepada para pegawai di pemerintahan provinsi dan daerah agar pelayanan publik semakin cepat dan efisien.
"Kami memberikan insentif kepada mereka yang bekerja, kita berikan reward atau penghargaan kepada mereka yang bekerja jujur dan baik. Dan mereka yang tidak ingin mejadi bagian pelayanan publik yang tidak efisien, tidak ada lagi tempat di Jateng," kata Andika.
Eks Panglima TNI ini mengamini turunnya penilaian integritas dari KPK. Menurutnya penilaian dari KPK harus betul-betul ditingkatkan.
"Apabila saya terpilih harus kita tingkatkan penilaian integritas oleh KPK maka harus kita pastikan pelayanan publik dari provinsi atau kabupaten. Kita harus mendorong agar pelayanan yang secepat mungkin," imbuh dia.
Suasana debat pertama pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah tahun 2024, Rabu (30/10/2024). Foto: YouTube/ KPU Jateng
Sementara cagub nomor 02 Ahmad Luthfi menyebut, pihaknya akan membuat duta-duta pelayanan publik agar kerja mereka semakin cepat.
ADVERTISEMENT
"Kita akan adakan duta duta bagi pelayanan publik," imbuh Luthfi.
Ia juga berjanji akan membuat rumah dinasnya sebagai tempat warga mengadukan masalah atau pelayanan. Ia menyebut, itu merupakan bentuk pelayanan terhadap masyarakat.
"Kita ciptakan rumah gubenur jadi rumah rakyat. Masyarakat bisa datang dengan hari-hari tertentu, sehingga masyarakat akan tau gubernurnya mantuk-mantuk (menggangguk-angguk) karena paham masalah atau gubernur mantuk-mantuk pencitraan," kata mantan Kapolda Jateng itu.