Andika Perkasa Terus Cari Bukti Tragedi Kanjuruhan: Pimpinan Juga Diperiksa

5 Oktober 2022 13:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa pada Upacara Peringatan Ke-77 Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI) Tahun 2022, Rabu (5/10/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa pada Upacara Peringatan Ke-77 Hari Tentara Nasional Indonesia (TNI) Tahun 2022, Rabu (5/10/2022). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap sudah memeriksa 5 prajurit TNI pada insiden Kanjuruhan Berdarah. Dari jumlah itu, 4 prajurit telah mengakui perbuatannya.
ADVERTISEMENT
Selain prajurit, Andika menyebut, pihaknya juga memeriksa para pimpinan TNI di lapangan terkait prosedur penanganan kerusuhan.
“Kita sedang memeriksa unsur pimpinan, karena mereka ini (prajurit) kan sersan dua ada 4 orang, dan prajurit satu (pratu) 1 orang. Kita memeriksa juga yang lebih atasnya, prosedur apa yang mereka lakukan, apakah mereka sudah mengingatkan dan seterusnya,” kata Andika di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (5/10).
Andika menyebut TNI masih mengumpulkan sejumlah bukti dalam tragedi mematikan tersebut. Selain video viral, dia berharap ada bukti video tambahan dari masyarakat.
“Kami enggak menyerah, makanya kami terus minta info dari siapa pun juga, siapa pun punya video," tuturnya.
Menko PMK Muhadjir Effendy Tinjau Korban dan Lokasi Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang Foto: Dok. Humas Kemenko PMK
Andika menyebut dalam beberapa video viral, ada oknum TNI yang menyerang suporter. Padahal, ada prosedur tetap penanganan kerusuhan yang ditangani TNI bersama Polri.
ADVERTISEMENT
"Protapnya kita sebagai lapisan ketiga. Jadi polisi itu, kan, ada SOP, SOP bila terjadi misalnya emergency response awal itu siapa, apakah Shabara. Yang seingat saya yang terakhir itu Brimob ketiga. Nah, kita itu keempat, biasanya begitu, tapi itu yang menggerakkan adalah dari pimpinan dari Polri di situ yang menerima BKO," urai Andika.
"Yang dilakukan prajurit ini, kan, sama sekali tidak apa, ya, merespons terhadap masalah yang terjadi. Nah, kalau masalah yang terjadi ada orang yang jalan di depannya terus tahu-tahu diberikan tindakan kekerasan seperti yang kita lihat di video, kan itu menyalahi sekali," pungkasnya.