Anggaran Pembangunan Kampung Akurium Tak Pakai APBD DKI

19 Agustus 2020 10:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desain penataan Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
zoom-in-whitePerbesar
Desain penataan Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Proyek penataan Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara siap dijalankan September 2020 mendatang. Dalam penataannya, anggaran awal yang disiapkan mencapai Rp 62 miliar.
ADVERTISEMENT
Plt Kadis Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Sarjoko mengatakan, dana pembangunan Kampung Akuarium tak menggunakan APBD DKI. Melainkan bersumber dari pengembang.
Dia menjelaskan, pendanaan ini mengacu pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 112 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Pemenuhan Kewajiban Pembiayaan Pembangunan Rumah Susun Murah/Sederhana Melalui Konversi oleh Para Pemegang Izin Pemanfaatan Ruang.
"Anggaran yang tersedia saat ini baru Rp 62 miliar yang merupakan kewajiban dari pemegang izin pemanfaatan ruang sesuai Pergub 112/2019. Jadi yang melaksanakan pembangunan fisiknya adalah perusahaan itu sendiri," jelas Sarjoko kepada kumparan, Rabu (19/8).
Desain penataan Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. Foto: Pemprov DKI Jakarta
Adapun pengembang yang saat ini bertanggung jawab atas proyek Kampung Akurium adalah PT Almaron Perkasa. Pihaknya pun siap mencari sumber pendanaan lain jika anggaran Rp 62 miliar tersebut tak mampu menutup pembangunan sampai selesai.
ADVERTISEMENT
"Jika sesuai perhitungan ternyata alokasi anggaran belum mencukupi, akan dicarikan sumber pembiayaaan dari kewajiban pengembang lainnya, berkoordinasi dengan Biro Pembangunan dan Lingkungan Hidup," terangnya.
Dia mengatakan saat ini kebutuhan pembiayaan masih terus dihitung. Dana Rp 62 miliar tersebut termasuk pemindahan musala di Kampung Akuarium yang saat ini sudah diresmikan.
"Total kebutuhan anggaran sedang dihitung ulang oleh perencana karena ada perubahan kebutuhan termasuk pembangunan musala," kata dia.
"Musala digeser ke tengah, lokasi yang semula musala akan digunakan untuk tapak bangunan blok C," pungkasnya.