Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Anggaran Pendidikan Terus Naik, tapi Skor PISA di Era Jokowi Malah Makin Merosot
24 Januari 2024 16:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Debat kelima Pilpres 2024 yang diadakan pada Minggu (4/2) mendatang akan mengangkat tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.
ADVERTISEMENT
Salah satu tema yang dinilai akan menjadi sorotan adalah pendidikan. Terlebih salah satu capres yaitu Anies Baswedan pernah menjadi menteri pendidikan di era Jokowi (27 Oktober 2014-27 Juli 2016). Namun Anies hanya menjabat kurang dari dua tahun hingga akhirnya di-reshuffle dan digantikan Muhadjir Effendi.
Lantas, seperti apa gambaran dunia pendidikan di Indonesia saat ini?
Skor PISA Terus Merosot
Kualitas pendidikan di Indonesia rupanya tak banyak berubah dalam 20 tahun terakhir. Berdasarkan laporan Programme for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), kualitas pendidikan di Indonesia bahkan terus merosot di era Jokowi.
Dalam laporan PISA 2022, skor kompetensi matematika di Indonesia ada di angka 366. Padahal pada 2015 lalu, skor kompetensi matematika ada di angka 386. Ini masih jauh dari skor rata-rata global.
ADVERTISEMENT
Begitu pula dengan skor kompetensi sains dan kompetensi membaca. Keduanya terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Skor PISA Indonesia pada 2022 merupakan yang terendah sepanjang sejarah.
Meski begitu, PISA mencatat bahwa tren skor rata-rata global pada 2022 memang menurun. Hal itu dinilai terjadi karena efek pendidikan online akibat pandemi COVID-19.
Survei PISA memang berfokus pada penilaian kompetensi pelajar berusia 15 tahun di bidang matematika, sains, dan membaca. Penilaiannya dikur dengan skala 0-1000.
Sebagai mitra OECD, Indonesia selalu berpartisipasi dalam penyelenggaraan survei ini. Meski begitu, hingga kini skor Indonesia masih jauh dari skor rata-rata global.
Secara peringkat, Indonesia memang mengalami peningkatan dari posisi 74 (2018) menjadi 69 (2022). Namun, peningkatan tersebut terjadi lantaran adanya penambahan jumlah negara yang mengikuti survei tersebut.
PISA 2022 diikuti oleh 81 negara yang terdiri dari 37 negara OECD dan 44 negara mitra. Sampel PISA dipilih secara acak oleh OECD agar mewakili populasi siswa dari seluruh wilayah termasuk daerah-daerah tertinggal. Pada 2018 lalu, peserta yang mengikuti PISA adalah 79 negara.
ADVERTISEMENT
Masih Jauh dari Target
Pemerintah sebetulnya telah membuat target yang dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Kemdikbud 2020-2024.
Target RPJMN untuk skor membaca, misalnya, ada di angka 396. Namun faktanya skor PISA 2022 justru turun 12 poin ke angka di 359.
Untuk matematika, pemerintah dalam RPJMN menargetkan skor 388. Sementara untuk sains, target RPJMN ada di angka 402.
Penyebab Rendahnya Skor Indonesia
Dalam catatan PISA, salah satu aspek yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah guru. Paling tidak, ada lima kualitas guru di Indonesia yang dinilai bisa menghambat pembelajaran.
Yakni, guru yang tidak memahami kebutuhan belajar siswa, guru yang sering absen, guru yang cenderung menolak perubahan, guru yang tidak mempersiapkan pelajaran dengan baik, dan guru yang tidak fleksibel dalam proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Selain persoalan guru, jurnal berjudul 'Refleksi Hasil PISA Terbaru Indonesia' (2023) menilai sekolah-sekolah di Indonesia memerlukan bantuan dalam hal kualitas pengajaran, infrastruktur, fasilitas, kurikulum, dan sistem penilaian. Investasi besar diperlukan di berbagai bidang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Anggaran Jumbo
Pemerintah Indonesia sebetulnya sudah melakukan pengucuran dana yang besar untuk meningkatkan mutu pendidikan. Menteri Keuangan, Sri Mulyani bahkan menyebut anggaran pendidikan ada di atas Rp 600 triliun atau paling tinggi sepanjang sejarah.
Dari jumlah tersebut, pemerintah pusat menggunakan dana sebesar Rp 237,1 triliun untuk Program Indonesia Pintar (PIP) kepada 20,1 juta siswa, Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah kepada 994,3 ribu mahasiswa, dan tunjangan profesi guru untuk 553,5 ribu guru non-PNS.
ADVERTISEMENT
Sedangkan daerah mendapatkan alokasi transfer sebanyak Rp 305,6 triliun untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kepada 43,7 juta siswa, Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD kepada 6,2 juta siswa, dan BOP Pendidikan kesetaraan untuk 806 ribu peserta didik.
Sisanya,Rp 69,5 triliun untuk dana abadi pendidikan, penelitian, perguruan tinggi, dan kebudayaan.
Negara dengan Pendidikan Terbaik
Berdasarkan olah data PISA yang dilakukan factmaps.com, ada 10 negara yang punya skor rata-rata terbaik dari tiga bidang yang diujikan (matematika, sains, dan membaca).
Skor rata-rata Singapura jauh lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara yang berpartisipasi dalam PISA 2022 di bidang matematika (575 poin), membaca (543 poin), dan sains (561 poin).
Dalam bidang matematika, enam negara di Asia (Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Makau, Singapura, dan Taiwan) mengungguli semua negara. Dalam bidang sains, negara dengan skor tertinggi ada di Asia Timur, Kanada dan Estonia.
ADVERTISEMENT
Sementara di bidang membaca, sistem pendidikan dengan kinerja terbaik adalah Singapura, Irlandia, Estonia, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.