Anggota Brimob di Papua Tewas Digigit Ular

29 Juli 2019 16:01 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ular Foto: Reuters/Tony Gentile
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ular Foto: Reuters/Tony Gentile
ADVERTISEMENT
Brigadir Kepala Desri Sahrondi, anggota Brimob Satgas Amole yang tergabung dalam pengamanan obyek vital nasional PT. Freeport Indonesia tewas, Senin (29/7). Desri meregang nyawa setelah digigit ular berbisa.
ADVERTISEMENT
Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto mengatakan, Bripka Desri Sahrondi menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Caritas Timika sekitar pukul 09.00 WIT pagi.
"Yang bersangkutan pagi ini pukul 09.00 WIT dinyatakan meninggal dunia," kata Kapolres Marlianto ketika dikonfirmasi, Senin (29/7) siang.
Anggota Satuan Brimob Polda Sumatra Barat BKO Polda Papua yang bertugas di Pos Iwaka, Kuala Kencana itu, digigit ular di pinggir sungai Iwaka, Sabtu (28/7) lalu.
Saat itu, Bripka Desri sedang menunggu rekan-rekannya yang sedang mandi di Kali Iwaka. Dia duduk di atas batang kayu yang sudah ditebang dengan tangan kanannya menyender batang pohon tersebut.
Tiba-tiba, seekor ular yang diduga jenis derik muncul dari balik batang kayu tersebut langsung menggigit tangan kanan Bripka Desri Sahrondi.
ADVERTISEMENT
Bripka Desri Sahrondi secara refleks memegang ular tersebut meski sempat digigit beberapa kali. Dia masih sempat memasukkan ular itu ke dalam botol air mineral yang dipegangnya.
Brigadir Kepala Desri Sahrondi, anggota Brimob yang tewas digigit ular di sungai Iwaka, Papua. Foto: Dok. Istimewa
Tak lama kemudian, Bripka Desri tak sadarkan diri. Anggota Pos Iwaka lainnya memanggil rekan lainnya yang berada di Posko Satgas Amole untuk meminta bantuan ambulans.
Bripka Desri Sahrondi kemudian dilarikan ke Klinik Kuala Kencana. Kondisi Bripka Desri seketika memburuk, dan sempat tak bernafas, namun berhasil dilakukan resusitasi.
Bripka Desri Sahrondi selanjutnya dirujuk ke RSMM Caritas Timika untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Namun, nyawanya tak terselamatkan.
Berdasarkan keterangan dokter, kondisi Bripka Desri ketika itu dinyatakan kritis setelah terjadi kelumpuhan batang otak akibat bisa ular paling mematikan di Papua itu.
ADVERTISEMENT