Anggota DPR ke Polri: Kenapa Lama Tentukan Tersangka Kasus Brigadir Yosua?

Jenazah Birigadir Yosua saat hendak dikirim ke Jambi. Foto: Dok. Istimewa

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Demokrat Santoso mendesak Polri segera menuntaskan kasus penembakan di rumah dinas Kadiv Propam Nonaktif Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir Yosua. Ia heran mengapa penyelidikan tak kunjung usai dan belum ada penetapan tersangka.

Terlebih, ia menyoroti Presiden Jokowi melalui Menkopolhukam Mahfud MD telah memerintahkan agar penyelesaian kasus ini transparan dan tidak ada yang disembunyikan.

"Dalam setiap peristiwa pidana jelas ada korban dan tersangkanya. Dalam kasus Brigadir Yosua, korbannya sudah meninggal dunia, namun tersangkanya belum ada. Siapa sebenarnya tersangkanya?" kata Santoso saat dihubungi, Rabu (3/8).

"Kalau Bharada E yang selama ini diasosiasikan sebagai orang yang menembak, lantas kenapa belum ditetapkan sebagai tersangka? Apa ada pelaku lainnya? Hal Itu menjadi pertanyaan kita semua, kenapa penyidik terkesan lama dalam menemukan tersangka?" imbuh dia.

Santoso tak mau terlalu jauh masuk ke teknis penyidikan yang merupakan wewenang Polri. Namun ia mengingatkan, apabila penyelesaian kasus terlalu lama, kepercayaan masyarakat kepada Polri akan semakin menurun.

"Ini menurut saya adalah soal trust. Soal kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri. Jika kasus ini berlarut-larut, maka pasti trust publik terhadap institusi kepolisian akan menurun. Ini ganjaran yang sangat mahal dan tak boleh terjadi," ujar dia.

Ia menekankan, kasus yang menjadi perhatian Jokowi dan masyarakat harus tertangani dengan baik dan transparan. Ia pun berharap Kapolri Listyo Sigit dapat menunjukkan ketegasannya dan dapat segera mengungkap kasus Brigadir Yosua.

"Kasus yang menjadi perhatian publik apalagi sudah menjadi atensi presiden harus tertangani dengan baik, transparan, dan tuntas. Saya yakin Kapolri Jenderal Listyo Sigit juga akan menunjukkan ketegasannya dalam menyelesaikan kasus ini dengan terang benderang, siapa pelakunya," tutur dia.

"Karena ini adalah taruhannya kepada institusi Polri secara kelembagaan untuk tetap dipercaya publik dalam menegakkan hukum yang memiliki slogan presisi," pungkas dia.