Anggota DPR Kecam Teror Diskusi soal Papua di Unila: Ada Ketakutan Apa?

16 Juni 2020 10:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPP NasDem Bidang Hukum, Advokasi dan HAM, Taufik Basari. Foto: Dok. NasDem
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP NasDem Bidang Hukum, Advokasi dan HAM, Taufik Basari. Foto: Dok. NasDem
ADVERTISEMENT
Lembaga pers Universitas Lampung (Unila), Teknokra, mendapatkan pesan teror dan spam order makanan online dari orang tak dikenal pada Kamis (11/6). Teror didapat saat Teknokra hendak menggelar diskusi daring dengan tema 'Diskriminasi Rasial terhadap Papua'.
ADVERTISEMENT
Teror terhadap panitia dan narasumber tersebut mendapat sorotan dari anggota Komisi III DPR F-NasDem, Taufik Basari. Tobas -demikian ia disapa- mengecam adanya teror dalam diskusi tersebut. Ia pun mempertanyakan mengapa beberapa waktu terakhir diskusi yang digelar kampus mendapatkan aksi teror, salah satunya diskusi pemecatan presiden yang digelar mahasiswa hukum tata negara UGM.
"Kalau keseringan meneror dan membubarkan diskusi kampus ini jadi pertanyaan besar. Ketakutan apa sebenarnya yang coba disembunyikan? segitu terancamkah negara dengan tema diskusi terkait Papua?" kata Tobas dalam keterangannya, Selasa (15/6).
Sejumlah mahasiswa melakukan aksi tutup mulut di Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba), Jawa Barat, Sabtu (17/11/2018). Aksi tutup mulut tersebut dilakukan saat orasi ilmiah Wapres Jusuf Kalla dalam Rangka Milad ke-60 Unisba. Foto: ANTARAFOTO/Raisan Al Farisi
Tobas menilai teror tersebut lantaran ada yang coba mengintervensi kebebasan berpendapat dan gerakan mahasiswa. Padahal kebebasan berpendapat dan berekspresi dijamin dalam konstitusi dan harus dilindungi.
Ia meminta negara dan aparat hukum hadir menjaga dan mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap kebebasan berpendapat. Bukan sebaliknya dengan menakuti-nakuti mahasiswa apabila menggelar diskusi dengan tema sensitif.
ADVERTISEMENT
"Tema yang didiskusikan itu bukan sesuatu yang harus membuat negara menjadi ketakutan. Justru dengan adanya diskusi seperti itu, bisa menjadi ruang untuk mengkaji dengan jernih akar persoalan yang ada. Jangan malah seolah-olah ada sesuatu yang ingin dibungkam,” ujar Taufik.
Lebih lanjut, Taufik menegaskan dukungannya terhadap penyelenggaraan diskusi yang dilakukan mahasiswa. Ia memastikan akan hadir bila mendapat undangan diskusi dari kalangan mahasiswa.
"Saya bahkan siap menjadi narsum jika ada lagi mahasiwa yang akan membuat diskusi. Saya bisa hadir dalam kapasitas saya sebagai anggota DPR RI Komisi III atau sebagai Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR,” tutupnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT