Anggota DPR NasDem Kritik MBG: Variasi Menu Harus Diperhatikan

16 Januari 2025 13:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Murid menikmati paket makan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Sinduadi Timur, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Senin (13/1/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Murid menikmati paket makan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Sinduadi Timur, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Senin (13/1/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintahan resmi menerapkan progam makan bergizi gratis (MBG) pada 6 Januari 2025. Progam ini menelan anggaran dari APBN sebesar Rp 71 triliun.
ADVERTISEMENT
Namun belum semua daerah bisa menjalankan program MBG. Selain itu, sudah banyak kritik terhadap program unggulan Prabowo-Gibran tersebut.
Salah satunya dari anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago. Irma menyebut, rasa dari MBG hambar seperti makanan rumah sakit.
“Makan bergizi itu kan rata-rata makanan rumah sakit: makanan yang ditimbang, nasinya berapa, sayurnya berapa kecukupan lauknya,” kata Irma dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (16/1).
Politisi NasDem, Irma Suryani Chaniago di D'consulate Resto. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Politikus NasDem ini menyebut, dirinya sudah menyampaikan protes kepada Badan Gizi Nasional selaku penanggung jawab program MBG.
“Tetapi, memang saya sampaikan juga ke Badan Gizi Nasional ya ndak bisa begitu juga. Jangan mentang-mentang dianggap makanan bergizi jangan kemudian rasanya enggak ada,” ucap dia.
Jika rasa tak dipertimbangkan, imbasnya, banyak anak yang enggan makan. Oleh sebab itu masalah rasa ini harus diperhatikan.
Siswa memperlihatkan menu makanan yang dibagikan saat peluncuran makan bergizi gratis (MBG) di SMP Negeri 1 Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (6/1/2025). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Selain rasa, variasi menu MBG juga harus diperhatikan. Meski program makan bergizi gratis tak bisa memuaskan semua anak, tetapi setiap anak pasti punya selera yang berbeda-beda.
“Ada anak yang enggak suka tempe tapi dia suka tahu, waktu disiapkan tempe dia ndak mau makan, tetapi kan ada yang lain lauknya. Ada yang suka ayam tapi sukanya ikan, kalau di Sumatera Selatan itu kan rata-rata orang lebih suka ikan daripada ayam. Yang begitu-begitu kan harus jadi perhatian,” ungkap legislator dapil Sumsel ini.
Irma menekankan, makan bergizi gratis bukan makan kenyang. Persoalan ini juga belum secara terang dijelaskan ke publik.
“Makan kenyang dan makan bergizi itu beda nah ini yang belum tersampaikan ke publik. Ditambah lagi banyak oknum-oknum yang goreng-goreng program ini menjadi enggak jelas,” tegas Irma.
ADVERTISEMENT