Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anggota DPR Sentil Unsika yang Akali Kekurangan Ruang Kelas Pakai Kontainer
17 Desember 2024 14:11 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Anggota Komisi IX DPR RI, Cellica Nurrachadiana, menyesalkan terjadinya polemik pengadaan kelas berbasis kontainer seharga Rp 6,4 miliar yang digagas pihak rektorat Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika).
ADVERTISEMENT
Cellica menilai Unsika sebagai kampus kebanggaan warga Karawang sejak tahun 2014 semestinya memiliki perencanaan yang matang dalam melakukan berbagai macam transformasi dan inovasi, termasuk pengelolaan anggaran yang cermat dan tepat.
"Anggaran dengan pagu hampir Rp 6,4 miliar untuk pembuatan ruang kelas darurat sambil menunggu pembuatan ruang kelas baru yang katanya akan dibangun di tahun 2025, hemat kami kurang bijak. Apakah tidak lebih baik untuk membangun sarana-prasarana yang lebih kokoh dan bisa digunakan jangka panjang?" kata mantan Bupati Karawang dua periode ini, Selasa (17/12).
Dia menambahkan, penerimaan dan animo masyarakat Karawang maupun luar Karawang sangat besar untuk masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) Unsika. Namun tentunya hal itu juga harus dibarengi dengan kemampuan dan kapasitas PTN Unsika sendiri.
ADVERTISEMENT
"Jangan sampai kapasitas mahasiswa tidak berbanding lurus dengan sarana-prasarana yang tidak memadai karena pelayanan dunia pendidikan termasuk kemudahan, kenyamanan, dan fasilitas yang baik merupakan kewajiban penyelenggara pendidikan," katanya.
"Suatu kebijakan baiknya dikomunikasikan terlebih dahulu dengan berbagai pihak agar seyogyanya tidak timbul persoalan-persoalan di kemudian hari," tambah Cellica.
Rp 159 Juta per Kelas
Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Unsika, Indra Budiman menjelaskan, biaya pembangunan kelas kontainer mencapai Rp 6,4 miliar dengan rincian Rp 159 juta per kelas yang terdiri dari dua kontainer yang digabung.
"Total anggaran keseluruhan sekitar Rp 6,4 miliar rupiah yang pos anggarannya berasal dari Badan Layanan Umum (BLU) murni Unsika," sebutnya, Selasa (17/12).
Dia menyebutkan total ada 80 kontainer yang disiapkan untuk kebutuhan 40 ruang kelas berikut ruang dosen, ruang rapat, toilet, kantin dan gudang.
ADVERTISEMENT
Kabin kontainer itu akan dilengkapi interior, pintu, jendela, pengecatan, dan kelistrikan. Fasilitas tersebut juga nantinya akan menjadi aset Barang Milik Negara (BMN) Unsika.
"Harga per 1 kelas Rp 159 juta, di dalamnya terdapat dua unit AC 1 PK, 30 kursi kuliah, 1 proyektor, satu kursi dosen dan satu meja dosen," kata dia.
Diklaim jadi langkah inovatif
Kepala Biro Umum dan Keuangan Unsika, Kurniawan, mengeklaim kelas berbasis kontainer menjadi langkah inovatif.
Terlebih pihaknya menilai, konsep kelas kontainer sudah banyak diterapkan di berbagai institusi pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia sebagai solusi atas keterbatasan infrastruktur.
“Kami memahami bahwa kebutuhan ruang kelas yang memadai adalah prioritas utama. Keberadaan kelas kontainer ini diharapkan bisa memberikan layanan pendidikan yang cepat, tepat, dan berkualitas untuk seluruh mahasiswa,” ujarnya.
ADVERTISEMENT