Anggota DPRD Gresik Ditahan Buntut Viral Pernikahan Manusia dengan Kambing

20 Juli 2022 15:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polres Gresik menggelar konfrensi pers kasus manusia menikahi kambing, Rabu (20/7/2022). Foto: Polres Gresik
zoom-in-whitePerbesar
Polres Gresik menggelar konfrensi pers kasus manusia menikahi kambing, Rabu (20/7/2022). Foto: Polres Gresik
ADVERTISEMENT
Jagat maya sempat dibuat heboh dengan viral video pernikahan antara manusia dengan kambing pada Juni 2022 di Gresik. Video itu ternyata dibuat demi konten di media sosial semata.
ADVERTISEMENT
Polisi kemudian mengusut kasus itu. Hasilnya, ada empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama dalam kasus tersebut. Salah satunya adalah anggota DPRD Gresik dari Fraksi NasDem Nur Hudi Didin Arianto (NH).
Tiga tersangka lainnya adalah Saiful Arif (SA) selaku pengantin pria, Arif Saifullah (AS) sebagai pencetus konten, dan Krisna atau Sutrisna (S) yang bertindak sebagai penghulu. Nur Hudi dalam kasus ini berperan sebagai pemilik tempat.
Kasatreskrim Polres Gresik Iptu Wahyu Rizki Saputro mengatakan keempat orang itu langsung ditahan di rutan Polres Gresik. Dua tersangka yang ditahan terlebih dahulu adalah AS dan SA keduanya ditahan Selasa (12/7).
Beberapa hari berselang S yang berperan sebagai penghulu datang memenuhi panggilan polisi dan langsung ditahan pada Sabtu (16/7) kemarin.
Polres Gresik menahan empat tersangka kasus manusia menikahi kambing, Rabu (20/7/2022). Foto: Polres Gresik
NH baru memenuhi panggilan Satreskrim Polres Gresik pada Senin (18/7) pagi.
ADVERTISEMENT
"NH menjalani pemeriksaan berjam-jam lamanya. Mulai pukul 10.00 sampai 16.00. NH langsung ditahan di Rutan Polres Gresik. Empat tersangka sudah ditahan di rutan Polres Gresik," ujar Iptu Wahyu dalam keterangannya, Rabu (20/7).
Azis menegaskan pihaknya bekerja profesional dalam menangani kasus ini. "Kami bekerja secara profesional sesuai prosedur yang berlaku. Jadi tidak ada tekanan atau intervensi dari mana pun," katanya.
AS dijerat pasal 44a Ayat (2) UU ITE Juncto Pasal 156a KUHP. Sementara itu SA, S dan NH dijerat Pasal 156a KUHP tentang Penistaan Agama.