Anggota Komisi I DPR: Kalau Brain Cipher Beri Kunci Server, Mereka Cinta NKRI

3 Juli 2024 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ketua DPP Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, saat diwawancarai wartawan di kawasan Hotel Aryaduta Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2023). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP Partai Golkar, Dave Akbarshah Fikarno Laksono, saat diwawancarai wartawan di kawasan Hotel Aryaduta Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2023). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Brain Cipher Ransomware menebar janji akan memberikan kunci terhadap server PDNS 2 yang disandera mereka. Janjinya kunci itu akan diberikan secara cuma-cuma kepada pemerintah Indonesia pada Rabu (3/7).
ADVERTISEMENT
Brain Cipher itu telah mengunci server pusat data nasional itu sehingga tak bisa diakses sejak 17 Juni 2024.
Atas hal itu, Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono mengatakan pernyataan itu perlu ditunggu kebenarannya.
"Ya kita tunggu aja, dikasih apa enggak. Tunggu aja dulu. Berarti bener. Kalo enggak, ya harus ada sikap dari pemerintah," ujarnya saat dihubungi, Rabu (3/7).
Pernyataan Brain Cipher akan memberikan kunci server PDN yang diserangnya, 2 Juli 2024. Foto: X/@stealthmole_int
Bahkan, kata Dave, apabila hacker itu memenuhi janjinya, maka artinya dia mencintai Indonesia. Sebelumnya santer dibicarakan sosok penyerang adalah orang Indonesia.
"Kalo ngasih, mereka cinta NKRI. Kalo enggak, mereka hanya pepesan kosong," tambahnya.
Sejak menyandera server PDNS, Brain Cipher sendiri meminta tebusan USD 8 juta atau senilai Rp 131 miliar dalam bentuk kripto Monero guna membuka lagi akses ke server pusat data milik pemerintah tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, pada Selasa (2/7), mereka menyampaikan pernyataan melalui media sosial X bernama @stealthmole_int, bahwa akan memberikan kunci akses ke server tersebut secara cuma-cuma kepada pemerintah Indonesia.
Penyerang Diduga Orang Indonesia
Pakar siber Badan Pengembangan Inovasi Strategis PBNU, Robin Syihab, menduga pelakunya orang Indonesia.
"Saya tidak berani berspekulasi, tapi melihat sejarahnya LockBit ada kemungkinan pelakunya orang dalam Indonesia sendiri," kata Robin yang merupakan pembuat antivirus ANSAV saat dihubungi, Selasa (2/7).
Brain Cipher menggunakan LockBit 3.0 builder untuk menciptakan ransomware mereka sendiri. Pada Mei 2023, geng LockBit juga mengeklaim menyerang sistem Bank Syariah Indonesia (BSI) dan mencuri 15 juta data penggunanya.
Kecurigaan Robin ini juga diungkapkan di akun medsosnya.
"Saya justru curiga pelakunya orang dalam atau orang Indonesia sendiri, kok bisa? Selama saya mempelajari malware, operator ransomware itu terkenal kejam dan darah dingin, lihat Conti yang pernah ngeransom rumah sakit, LockBit dan Conti itu 11-12. Yang masih punya empati itu orang Indonesia," ujar Robin.
ADVERTISEMENT
"Tapi malwarenya, kan, varian LockBit, jangan salah, untuk buat ransomware sekelas LockBit sekarang sangat mudah, ada toolnya tersedia secara bebas dan siapa pun bisa membuatnya secara inhouse, saya bisa demokan cara buatnya kalau diperlukan," lanjutnya.