Anggota Komisi IX: Varian Delta Plus Bahaya, Perbatasan dan Tracing Harus Ketat

11 November 2021 14:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi IX DPR (PKS), Kurniasih Mufidayati. Foto: Dok. Pribadi/Kurniasih Mufidayati
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi IX DPR (PKS), Kurniasih Mufidayati. Foto: Dok. Pribadi/Kurniasih Mufidayati
ADVERTISEMENT
Varian baru virus corona, AY.4.2 atau Delta Plus, kini menjadi penyebab kenaikan kasus COVID-19 di Inggris dan mulai memasuki sejumlah negara. Varian ini pun sudah memasuki Malaysia serta Singapura, dan kini mengancam Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebab itu, anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati, mengimbau pemerintah untuk meningkatkan kewaspadaan. Ia meminta pemerintah melakukan pengetatan dan pelacakan akses masuk dari negara-negara sudah teridentifikasi varian Delta Plus.
"Pemerintah mengkonfirmasi varian Delta Plus lebih berbahaya. Perlu dilakukan pengetatan secara temporer dari negara-negara yang tinggi tingkat penyebaran varian Delta Plus," kata Mufida, Kamis (11/11).
Apalagi, saat ini kebijakan terbaru karantina kedatangan dari luar negeri cukup 3x24 jam bagi mereka yang sudah divaksin lengkap. Menurutnya pengurangan waktu karantina dari luar negeri ini bisa menjadi titik lemah masuknya varian-varian baru ke Indonesia.
Monitoring COVID-19 varian Delta dan Delta Plus. Foto: Dok. Kemenkes
"Terdeteksinya kasus Delta Plus di Malaysia dibawa dari pelajar yang sekolah di Inggris. Terdeteksi negatif saat tes PCR pertama, tapi terkonfirmasi terkena varian Delta Plus saat menjalani karantina. Nah, jika karantina kita diperpendek, ada kemungkinan lebih besar masuknya varian Delta Plus ini lebih mudah," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Mufida melihat ada dua titik kritis yang patut diwaspadai pemerintah jelang akhir tahun ini. Yakni varian baru dari luar negeri, termasuk Delta Plus, dan potensi gelombang ketiga usai pelonggaran di dalam negeri.
Sebab itu, ia meminta pemerintah pusat hingga daerah belajar dari gelombang kedua COVID-19 dan menyiapkan skenario menarik rem darurat pelonggaran yang sudah dibuat. Ini perlu dilakukan jika terjadi kenaikan kasus yang cepat akibat pelanggaran dan varian Delta Plus.
"Ada kenaikan tren kasus di di 155 kota/kabupaten dalam seminggu terakhir dan di tiga kota dalam tiga minggu terakhir. Harus diwaspadai betul datangnya gelombang ketiga. Karena pada saat yang sama, pelonggaran sudah terjadi di mana-mana dan banyak sektor," ujar anggota Dapil Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri itu.
ADVERTISEMENT
"Publik harus diberi peringatan dan sosialisasi tentang potensi gelombang ketiga ini. Siapkan mitigasi belajar dari gelombang kedua. Tetap siagakan tempat isoman, jamin ketersediaan obat, oksigen dan tetap siagakan Satgas hingga level RT/RW," tandas dia.