Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Anggota Komisi VIII: Ada Tanazul, Jemaah Haji Harus Lebih Nyaman Saat di Mina
17 April 2025 18:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi VIII DPR, Selly Andriany Gantina meminta Kementerian Agama untuk memastikan pelaksanaan haji, khususnya saat proses puncak haji lebih nyaman. Terlebih, Kemenag menyiapkan skema murur dan tanazul.
ADVERTISEMENT
Skema Tanazul adalah memberi kesempatan kepada jemaah yang tinggal di sekitar Jamarat untuk kembali ke hotelnya (tidak menempati tenda di Mina) saat fase Mabit. Jemaah nantinya akan mengambil kesempatan mabit pada area sekitar Jamarat.
Selly mengatakan, dengan adanya skema tersebut, otomatis jemaah Haji Indonesia saat di Mina akan berkurang. Maka, seharusnya tenda di Mina harus lebih nyaman dari pelaksanaan haji pada tahun sebelumnya.
“Kalau memang skema ini akan kita terapkan maka pelayanan yang diberikan oleh syarikah kepada jemaah kita. Jangan sama seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Selly di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (17/4).
Selly menilai, dengan adanya tanazul itu seharusnya jemaah lebih nyaman dari pelaksanaan haji 2022 yang saat itu jemaah haji hanya separuh dari kuota seharusnya. Kuota jemaah haji reguler tahun 2025 ini adalah sebanyak 203 ribu.
ADVERTISEMENT
“Logikanya kan 50 ribu [murur] dia langsung di hotel, kemudian 37 (ribu) yang tanazul juga dikembalikan ke hotel, berarti ada 87 ribu jemaah,” ujar Selly.
Dengan jumlah itu, artinya, jemaah yang tersisa di Mina menjadi sekitar 116 ribu jemaah. Jumlah ini tak jauh dari jumlah jemaah haji yang berangkat saat COVID dengan kuota setengah atau sekitar 105 ribu jemaah.
Ini tentu memberi kenyamanan ekstra bagi jemaah haji yang menetap di Mina sampai proses puncak haji selesai. Bila tidak, Kemenag harus menuntut syarikah.
“Kalau ternyata syarikah masih memberikan tempatnya sama seperti untuk 203 ribu jemaah haji berarti kita harus memberikan wanprestasi kepada syarikah tadi,” tutup dia.
Syarikah adalah persekutuan atau kerja sama antara dua orang atau lebih dalam Islam untuk mencari keuntungan.
ADVERTISEMENT
Sementara, Dirjen Pelayanan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief mengatakan, skema murur dan tanazul masih akan jadi pilihan utama untuk melayani jemaah dengan kondisi tertentu, misalnya lansia, jemaah sakit, atau disabilitas.
Mereka akan bergerak dari Arafah hanya melintas di muzdalifah dan mina. Jemaah akan langsung dibawa ke hotel transit yang disiapkan pemerintah dengan kapasitas 100 ribu orang.
"Kami mitigasi betul jumlah jemaah, 37.497 jemaah di 95 kloter. Lalu, 50.380 orang yang, tanazul, jadi tanazul yang hijau, itu juga murur, tanazul juga ikut murur," jelas dia.
"Jadi mereka lewat dan kemudian mereka perpanjang langsung dari Mina ke hotel yang sudah kami siapkan. Insyaallah hotel sekitar itu kami sewa untuk 100 ribu orang lebih, sehingga mudah-mudahan bisa mempermudah," ucap dia.
ADVERTISEMENT