Anggota Komisi VIII Soroti Komunikasi Menag: WA Enggak Dijawab

24 Januari 2022 13:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di DPR. Foto: Kemenag RI
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di DPR. Foto: Kemenag RI
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi VIII DPR Fraksi Gerindra, Abdul Wachid, menyinggung persoalan komunikasi saat rapat kerja dengan Menag Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) Menurut Wachid, ada sejumlah komunikasi anggota DPR yang direspons Kemenag dan ada yang tidak.
ADVERTISEMENT
“Kalau saya amati Pak Menteri ini ada missed komunikasi, ya. Jadi kalau tadi sampai ada yang WA (anggota Komisi VIII) ke Pak Menteri, ke Pak Sekjen dijawab, tapi yang lain ndak dijawab ini, kan, perlu kita benahi. Sebenarnya ini persoalan komunikasi,” kata Wachid di ruang rapat Komisi VIII DPR, Senayan, Jakarta, Senin (24/1).
Legislator dapil Jateng ini menilai persoalan komunikasi harus dibenahi di jajaran Kemenag. Wachid lalu secara eksplisit meminta perhatian Gus Yaqut dan jajaran soal aspirasi di dapilnya.
“Bapak urusan ke universitas ke UIN, ya, monggo lah. Tapi yang saya hanya untuk masjid madrasah, karena sentuhannya ke rakyat ini lebih jelas ke rakyat daripada ke UIN gitu, loh. Kalau kecil-kecil banyak, kan, senang teman-teman itu,” beber Wachid
ADVERTISEMENT
Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah, Abdul Wachid. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
"Seperti kita dulu di Komisi VI, kan, ada CSR yang kecil-kecil kita bagi-bagi, sehingga saya dan Pak Menteri jadi lagi. Ini komunikasi penting,” lanjutnya.
Lebih jauh, Wachid meyakini apa yang disampaikan telah dipahami Gus Yaqut. Karena ia dan Gus Yaqut juga pernah bersama di Komisi VI DPR.
“Jadi, ya, itulah saya kira Pak Menteri sudah paham benar. Beliau pernah di Komisi VI, sahabat saya lima tahun di Komisi VI. Jadi kalau komunikasi itu lancar [dan] beres, selesai itu. Enggak ada, Pak, persoalan yang ribet, pasti. Rapat ini ndak bertele-tele langsung kesimpulan selesai, Pak,” ujarnya.
Ia juga berpendapat dengan anggaran yang ada, aspirasi di dapilnya bisa terpenuhi.
“Jadi ini persoalan komunikasi, terutama kita sudah menginjak 2022, sebentar lagi 2023. Hanya dua kali mata anggaran. Sampai nasibnya Februari 2024 jadi apa enggak. Itu saja kebutuhannya. Jadi ini yang perlu kita sikapi bersama, saya kira-kira kalau itu bisa kita selesaikan rapat ndak bertele-tele,” tutup Wachid.
ADVERTISEMENT