Anggota UNIFIL di Lebanon yang Terluka karena Serangan Israel Prajurit TNI

10 Oktober 2024 23:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dari Indonesia sedang berpatroli di sepanjang Garis Biru di sekitar El Odeisse, Lebanon selatan. 16 Februari 2023. Pasqual Gorriz (UNIFIL) Foto: Pasqual Gorriz (UNIFIL)
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dari Indonesia sedang berpatroli di sepanjang Garis Biru di sekitar El Odeisse, Lebanon selatan. 16 Februari 2023. Pasqual Gorriz (UNIFIL) Foto: Pasqual Gorriz (UNIFIL)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkap dua prajurit TNI terluka akibat serangan Israel di Lebanon. Prajurit itu merupakan bagian dari pasukan perdamaian PBB yang bertugas di Lebanon, yaitu United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) atau Pasukan Sementara PBB di Lebanon.
ADVERTISEMENT
"Dua prajurit TNI yang tergabung dalam UNIFIL tersebut mengalami luka ringan ketika jalankan tugas pemantauan di menara pemantau di markas kontingen Indonesia di Naqoura," kata Retno dalam pernyataan tertulis, Kamis (10/10) malam.
Naqoura terletak di selatan Lebanon, dalam area yang disebut Blue Line. Pasukan perdamaian PBB berada di kawasan tersebut di bawah mandat Dewan Keamanan PBB untuk mendukung stabilitas Lebanon.
Menurut Retno, kedua personel tersebut terluka akibat terkena luncuran peluru dari tank Merkava IDF. Mereka telah mendapatkan perawatann dari rumah sakit terdekat.
"Kedua personel tersebut segera memperoleh perawatan di rumah sakit terdekat dan saat ini dalam kondisi baik," ujar Retno.
Menlu Retno Marsudi menjawab pertanyaan awak media saat dijumpai usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan

Pernyataan UNIFIL

Sebelumnya UNIFIL menyebut dua anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (United Nations Interim Force In Lebanon/UNIFIL) terkena tembakan Israel di Lebanon. PBB menyebut serangan Israel dilakukan dalam tiga kesempatan terpisah.
ADVERTISEMENT
UNIFIL menjelaskan dua posisi pasukan penjaga perdamaian ditembak Israel pada Kamis (10/10). Sedangkan satu tembakan pada Rabu (9/10).
Pasukan TNI yang tergabung dalam UNIFIL di Lebanon selatan, 2024. Foto: instagram/@pmpp.tni
Serangan yang melukai dua orang itu, kata UNIFIL, terjadi saat tank Israel menyerang menara penjaga di Naqoura. Serangan itu tak cuma melukai dua penjaga perdamaian, turut pula menghancurkan menara. UNIFIL tak menyebutkan asal negara tentara yang terluka itu.
Tidak ada korban pada dua serangan lainnya.
"Setiap serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian adalah pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional," ucap UNIFIL seperti dikutip dari Reuters.

Sejarah UNIFIL dan Peran Indonesia

UNIFIL didirikan pada tanggal 19 Maret 1978 melalui Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426, menyusul invasi Israel ke Lebanon selatan pada tahun itu. Tujuan awal UNIFIL adalah untuk:
ADVERTISEMENT
1. Memastikan penarikan pasukan Israel dari Lebanon.
2. Mengembalikan perdamaian dan keamanan internasional.
3. Membantu pemerintah Lebanon mengembalikan otoritasnya di wilayah tersebut.
Sejumlah personel TNI AL yang tergabung dalam Satgas Maritime Task Force (MTF) KONGA XXVIII-O/UNIFIL TA 2023 melakukan penghormatan sebelum diberangkatkan di Koarmada II, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/12/2023). Foto: Didik Suhartono/Antara Foto
Namun, peran UNIFIL berkembang seiring waktu. Setelah perang Lebanon 2006 antara Israel dan Hizbullah, Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 memperluas mandat UNIFIL. Ini mencakup tugas tambahan seperti:
Anggota TNI Angkatan Darat mengikuti upacara pemberangkatan menuju Lebanon di Dermaga Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/12). Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Indonesia mulai mengirim pasukan TNI untuk bergabung dengan UNIFIL pada 2006.
Sejak saat itu, Kontingen Garuda (Konga), nama pasukan penjaga perdamaian Indonesia, secara rutin terlibat dalam misi UNIFIL. Indonesia menjadi salah satu penyumbang pasukan terbesar di misi ini, dengan personel yang bertugas melakukan patroli, membantu menjaga stabilitas di perbatasan, serta mendukung misi kemanusiaan dan pembangunan di Lebanon.
ADVERTISEMENT