Anggrek Larat Hijau Endemik Asli Pulau Jawa Semakin Langka, Apa Penyebabnya?

13 Agustus 2024 20:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggrek langka Dendrobium capra atau larat hijau yang ditemukan di hutan produksi di Kabupaten Gunungkidul. Foto: Tim PKM-RE UGM
zoom-in-whitePerbesar
Anggrek langka Dendrobium capra atau larat hijau yang ditemukan di hutan produksi di Kabupaten Gunungkidul. Foto: Tim PKM-RE UGM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggrek langka Dendrobium capra atau larat hijau ditemukan oleh mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung di Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) D'Caprangers.
ADVERTISEMENT
Ada 103 individu yang ditemukan. Diketahui anggrek ini merupakan endemik asli Pulau Jawa. Populasi terbesarnya berada di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Termasuk pula di Gunungkidul, DIY, tempat para mahasiswa ini menemukan anggrek larat hijau.
Salah seorang anggota tim, Syafira Nurul Aisya, mengatakan anggrek ini langka berdasarkan status redlist yang diterbitkan oleh lembaga konservasi IUCN.
"Kenapa bisa langka? karena berdasarkan pengamatan dan penelitian kami Dendrobium capra ini terdapat di hutan produktif seperti di wilayah hutan jati atau mahoni di mana terdapat ancaman berupa habitat loss akibat penebangan hutan sehingga mengancam keberadaan D. capra," kata Syafira dikonfirmasi kumparan, Selasa (13/8).
Anggrek ini hidupnya memang menempel secara epifit di pohon mahoni.
"Keberadaan D. capra di hutan produktif juga berpotensi adanya aktivitas manusia atau masyarakat sekitar sehingga dapat mengancam populasi D. capra akibat perburuan liar," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Para mahasiswa yang tergabung di Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) UGM. Foto: Tim PKM-RE UGM
Dengan temuan ini, langkah ke depan yang akan dilakukan para mahasiswa ini adalah data genetik Dendrobium capra yang diperoleh akan dimasukkan ke data genetik publik GenBank sebagai pendukung untuk penelitian selanjutnya.
"Nantinya, kami juga akan melaporkan keberadaan Dendrobium capra di kawasan hutan produktif ini ke pemerintah setempat agar ke depannya spesies tersebut dapat dilindungi dan eksistensinya dapat menjadi perhatian," kata Dary Saka Fitrady, anggota lainnya.
Bagaiaman kisahnya para mahasiswa ini bisa menemukan anggrek larat hijau ini? Astrid Rayna Afandi, salah seorang anggota menjelaskan dirinya sempat tergabung dalam sebuah kelompok studi.
"Sebelumnya kami tergabung dalam kelompok studi bernama BiOSC (Biology Orchid Study Club). Pada saat itu, kami mendapat laporan dari warga sekitar Playen bahwa terdapat tanaman anggrek yang tersebar di kawasan hutan produksi di daerah Playen," kata Astrid.
ADVERTISEMENT
"Lalu, kami melakukan eksplorasi di kawasan hutan tersebut, dan setelah diidentifikasi anggrek tersebut adalah Dendrobium capra," jelas Astrid.
Tim PKM-RE D’caprangers ini diketuai oleh Akmal Bunyamin (angkatan 2021), dan beranggotakan Syafira Nurul Aisya (angkatan 2021), Astrid Rayna Afandi (angkatan 2022), Nimas Sukma Puspita (angkatan 2022), dan Dary Saka Fitrady (angkatan 2023).