Anggrek Larat Hijau Langka: Endemik Asli Pulau Jawa yang Cantik

13 Agustus 2024 20:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggrek langka Dendrobium capra atau larat hijau yang ditemukan di hutan produksi di Kabupaten Gunungkidul. Foto: Tim PKM-RE UGM
zoom-in-whitePerbesar
Anggrek langka Dendrobium capra atau larat hijau yang ditemukan di hutan produksi di Kabupaten Gunungkidul. Foto: Tim PKM-RE UGM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung di Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) D'Caprangers menemukan 103 individu anggrek langka Dendrobium capra atau larat hijau.
ADVERTISEMENT
Anggrek tersebut diketahui merupakan endemik asli Pulau Jawa. Populasi terbesarnya berada di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Anggrek D. capra adalah anggrek endemik pulau jawa dan terbesar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY khususnya Gunungkidul," kata salah satu anggota tim, Syafira Nurul Aisya, dikonfirmasi kumparan, Selasa (13/8).
Anggrek larat hijau bisa dibilang salah satu anggrek yang cantik cantik. Anggota tim yang lain, Nimas Sukma Puspita, mengatakan ciri-ciri fisik anggrek larat hijau yakni batang tegak dan kaku, mengecil pada ujung pangkal, membengkak di tengah, dan mencapai panjang 40 cm.
"Daunnya berdaging dan kaku, berwarna hijau tua, berbentuk oval dengan ujung membelah runcing dengan panjang berkisar 7,15-15 cm, lebar berkisar 1,5-2 cm, dan hanya terletak pada bagian atas batang," kata Nimas.
ADVERTISEMENT
"Bunga D. capra berbentuk bintang dengan diameter 2.5-3 cm. Bunga berwarna hijau muda sampai kekuningan. Petala dan sepala memiliki tekstur mengkilap. Petala berbentuk pipih linear dengan ujung tumpul dan biasanya bengkok ke belakang. Bibir memiliki garis ungu dan tiga lobus. Pada saat dilakukan pengamatan di bulan Mei, tidak ditemukan adanya individu yang berbunga karena spesies ini mengalami pembungaan pada bulan Agustus sampai Desember," jelasnya.
Anggrek langka Dendrobium capra atau larat hijau yang ditemukan di hutan produksi di Kabupaten Gunungkidul. Foto: Tim PKM-RE UGM
Dari 103 individu yang ditemukan, secara epifit anggrek ini menempel pada pohon mahoni (Swietenia sp.) dan jambu air (Syzygium sp.).
"Dengan rincian berupa 53 individu mature, 22 individu immature, dan 28 individu juvenile. D. capra tersebar pada zona II (Batang utama pohon), III (Area di mana batang utama bercabang), IV (Cabang pohon), dan V (Daerah ujung cabang pohon) dan paling banyak ditemukan pada zona III," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tim PKM-RE D’caprangers ini diketuai oleh Akmal Bunyamin (angkatan 2021), dan beranggotakan Syafira Nurul Aisya (angkatan 2021), Astrid Rayna Afandi (angkatan 2022), Nimas Sukma Puspita (angkatan 2022), dan Dary Saka Fitrady (angkatan 2023).