Angka Kelahiran di China Anjlok Pada 2021, Terendah Sejak 1949

17 Januari 2022 15:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keluarga di China  Foto: Carlos Barria/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Keluarga di China Foto: Carlos Barria/Reuters
ADVERTISEMENT
Angka kelahiran di China, negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, mengalami penurunan drastis pada 2021. Laporan ini menyebabkan China berpotensi kehilangan penduduk usia produktif.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, data pada 2021 menunjukkan angka 7,52 kelahiran per 1.000 penduduk. Perhitungan itu menjadi yang terendah sejak 1949 silam.
Angka pertumbuhan populasi China, tanpa meliputi angka migrasi, hanya 0,034% pada 2021. Jumlah tersebut menjadi yang terendah sejak 1960.
Tercatat, sebanyak 10,62 juta kelahiran terjadi pada 2021. Sedangkan pada 2020, angkanya mencapai 12 juta.
“Tantangan demografi sangat dipahami, tetapi laju populasi menua ternyata jauh lebih cepat dibandingkan perkiraan,” ujar ahli ekonomi di Pinpoint Asset, Zhiwei Zhang, pada Senin (17/1).
Ilustrasi keluarga muda dan bayi. Foto: Shutter Stock
“Ini mengindikasikan bahwa total populasi China kemungkinan besar mencapai puncaknya pada 2021. Ini juga mengindikasikan pertumbuhan potensial China mungkin melambat dengan lebih cepat dibandingkan perkiraan,” lanjutnya.
Pemerintah China sudah mengidentifikasi adanya penurunan angka kelahiran sejak beberapa tahun sebelumnya. Pada 2016, Beijing memutuskan untuk mencabut kebijakan satu pasangan satu anak.
ADVERTISEMENT
Kebijakan itu pun diganti dengan satu pasangan dua anak, demi menghindari risiko kekacauan ekonomi yang disebabkan oleh percepatan laju populasi lanjut usia.
Nyatanya, aturan satu pasangan dua anak itu tidak terlalu efektif. Banyak pasangan yang memutuskan untuk tidak memiliki lebih banyak anak, karena tingginya biaya hidup di perkotaan.
Akhirnya pada 2021, Pemerintah kembali menerapkan kebijakan satu pasangan tiga anak. Seperti sebelumnya, kebijakan tersebut belum berhasil membujuk banyak pasangan untuk memiliki anak lebih dari satu.
Ilustrasi keluarga. Foto: Shutterstock
Dalam menunjang kebijakan tiga anak ini, China mengadopsi sejumlah aturan yang bertujuan untuk mengurangi beban finansial dalam membesarkan anak.
Populasi usia produktif di China sudah mengalami penurunan. Akibatnya, kemampuan China dalam membayar dan menanggung biaya penduduk usia lanjut semakin tertekan.
ADVERTISEMENT
Menurut ahli demografi di Pusat Studi China dan Globalisasi, Huang Wenzheng, angka kelahiran kemungkinan akan berfluktuasi di angka 10 juta, sebelum akhirnya menurun drastis.
“Tetapi, kebijakan-kebijakan [Pemerintah] akan menyediakan dukungan lebih besar bagi tingkat kelahiran ke depannya,” ujar Huang.
“Peningkatan karier dapat berkaitan dengan apakah Anda memiliki anak atau tidak; insentif ekonomi; atau bahkan pembayaran tunai langsung oleh masyarakat, demi memenuhi biaya membangun keluarga,” tutupnya.
China saat ini masih memegang posisi sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Menurut data World Bank, per 2020, populasi Negeri Tirai Bambu mencapai 1,402 miliar jiwa.