Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Angka Kelahiran Turun Drastis, Populasi Jepang Terancam Punah
7 Maret 2023 17:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Peringatan itu disampaikan pada Senin (6/3) oleh salah seorang anggota Dewan Penasihat Nasional yang bertugas memberikan rekomendasi kebijakan kepada Perdana Menteri Fumio Kishida, Masako Mori.
Mori menyinggung soal statistik tahunan mengenai angka kematian dan kelahiran di tahun 2022 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Jepang beberapa waktu lalu. Gambaran yang ditunjukkan oleh statistik itu cenderung suram.
Dikutip dari Russia Today, angka kematian berjumlah dua kali lebih besar dibandingkan angka kelahiran di Jepang — terdaftar 1,58 juta kematian, sementara kelahiran hanya 799.728.
Perolehan angka ini menyiratkan tren penurunan populasi Jepang yang kian drastis selama satu dekade terakhir, di mana angka kelahiran turun di bawah angka 800 ribu untuk pertama kalinya pada tahun lalu.
Di sisi lain, populasi Jepang yang ada saat ini juga terus menua dengan rata-rata usia 49 tahun. Jumlah penduduk yang berusia di atas 65 tahun juga mendominasi — mencapai lebih dari 65 persen dan menjadikan Jepang sebagai negara dengan populasi tertua kedua di dunia usai Monako.
ADVERTISEMENT
“Orang-orang yang harus hidup melalui proses menghilangnya negara ini yang akan menghadapi kerugian yang sangat besar. Ini adalah penyakit yang mengerikan yang akan menimpa anak-anak,” sambung dia.
Mantan Menteri Kehakiman itu menerangkan, apabila tren negatif ini terus berlanjut maka Jepang berisiko mengalami kehancuran total pada masyarakatnya, diperparah dengan angka kelahiran yang terus menurun setiap tahunnya dalam jumlah signifikan.
“Angka ini tidak turun secara bertahap, melainkan langsung turun,” kata Mori.
Mori kembali menegaskan bagaimana gentingnya kondisi yang ditimbulkan akibat penurunan angka kelahiran ini jika pemerintah tidak segera menanganinya.
Dampak pun bisa menyebar ke penjuru sektor — contohnya, sistem jaminan sosial akan runtuh, kekuatan industri dan ekonomi akan menurun, serta lebih parahnya lagi anggota Pasukan Bela Diri yang bertugas untuk melindungi negara akan berkurang.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kishida juga sempat menyerukan hal serupa pada akhir Februari lalu. Dia menggambarkan situasi angka kelahiran di Jepang sebagai risiko yang mendesak bagi masyarakat di masa mendatang.
Dia pun menjanjikan lebih banyak anggaran untuk mendorong angka kelahiran, salah satunya dengan meningkatkan tunjangan anak sebagai langkah utama.
“Jepang berdiri di ambang batas apakah kita dapat terus berfungsi sebagai sebuah masyarakat,” kata Kishida kala itu. “Memfokuskan perhatian pada kebijakan mengenai anak-anak dan pengasuhan anak adalah masalah yang tidak bisa menunggu dan tidak bisa ditunda,” sambung dia.