Angka Kematian Akibat Corona di AS Tembus 25 Ribu

15 April 2020 1:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga di sekitar Rumah Sakit Mount Sinai di Manhattan, New York City, Amerika Serikat, memberikan dukungan terhadap petugas medis, Senin (13/4) Foto: Reuters/Mike Segar
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga di sekitar Rumah Sakit Mount Sinai di Manhattan, New York City, Amerika Serikat, memberikan dukungan terhadap petugas medis, Senin (13/4) Foto: Reuters/Mike Segar
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat (AS) menjadi episentrum pandemi virus corona secara global. Virus mematikan ini telah membuat 25 ribu orang di negara adikuasa itu meninggal.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, Rabu (15/4), angka kematian itu bertambah dua kali lipat dalam satu minggu. Kasus virus corona di negara dengan populasi terbesar ketiga di dunia ini mencapai lebih dari 597.000 kasus atau tiga kali lebih banyak dari negara lain, dengan hampir 2 juta kasus dilaporkan secara global.
Pada Senin (14/3), Amerika Serikat melaporkan sekitar 1.500 kematian baru, berkurang dari penghitungan minggu lalu sekitar 2.000 kematian setiap 24 jam.
Antrean warga saat berbelanja di New York, Amerika Serikat saat kota tersebut sedang lockdown. Foto: REUTERS / Eduardo Munoz
Sejauh ini, berdasarkan penghitungan Reuters, kematian telah meningkat sekitar 7 persen per hari dibandingkan dengan 14 persen pada minggu lalu.
Sementara kasus minggu ini naik rata-rata 5 persen per hari dibandingkan dengan 7,8 persen pada minggu lalu.
Selain pandemi, AS kini tengah menghadapi kondisi ekonomi yang terpuruk setelah adanya kebijakan lockdown di sejumlah negara bagian. Serta, pembatasan tinggal di rumah untuk menekan penyebaran virus.
Warga terlihat berjalan di New York, Amerika Serikat saat kota tersebut sedang lockdown. Foto: REUTERS / Eduardo Munoz
Saat ini, para pejabat dan anggota parlemen tengah berdebat soal kemungkinan melonggarkan lockdown dengan membuka kembali beberapa sektor bisnis.
ADVERTISEMENT
Pejabat ekonomi utama pemerintahan Presiden Donald Trump percaya ekonomi AS dapat mulai dibuka kembali untuk bisnis secara normal pada Mei mendatang.
Petugas memindahkan mayat ke truk trailer di luar Brooklyn Hospital Center, New York, Amerika Serikat. Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Saat ini, AS menjadi negara dengan kasus virus corona terparah di dunia. Bahkan melebihi China yang sejak awal menjadi episentrum pandemi mematikan ini.
Meroketnya jumlah kasus positif virus corona di AS diyakini tak lepas dari sikap acuh tak acuh Trump. Setelah kematian pertama akibat virus corona di AS, Trump malah melakukan manuver dengan menyebut lawan politiknya menciptakan hoaks usai mengkritik kepemimpinannya dalam menangani krisis.
----------------------------------------
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT