Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Angka pembunuhan di Meksiko mencapai rekor tertinggi pada 2019 dengan jumlah korban lebih dari 34.000 orang. Kasus ini menunjukkan strategi pemerintah baru pimpinan Presiden Andres Manuel Lopez Obrador tidak berhasil.
ADVERTISEMENT
Menurut data yang dirilis Kementerian Keamanan Meksiko, seperti dikutip Reuters, Senin (20/1), ada 34.582 orang yang dibunuh tahun lalu di negara tersebut. Jumlahnya meningkat 2,5 persen dibanding tahun 2018.
Sejak menjabat presiden pada Desember 2018, Lopez Obrador menyatakan cara menghentikan kekerasan kartel narkotika adalah dengan pendekatan lunak, tidak dengan senjata. Namun kebijakan ini ternyata membuahkan lebih banyak pembunuhan.
Cara melawan kekerasan dengan kekerasan juga terbukti tidak berhasil. Pada pemerintahan Presiden Felipe Calderon, Meksiko mengerahkan militer untuk memberantas para kartel, malah memperparah kekerasan dan perang antar geng.
Pemerintahan Obrador dinilai lemah dalam menghadapi kartel. Pada Oktober 2019, polisi menyerah dan membebaskan putra Joaquin "El Chapo" Guzman setelah mendapatkan serangan dari kartel di kota Culiacan.
ADVERTISEMENT
Awal November ini, tiga perempuan dan enam anak warga Amerika Serikat dari kelompok Mormon tewas diberondong peluru di wilayah utara Meksiko.
Rencananya parlemen Meksiko akan membahas pengetatan sistem pengadilan kriminal, termasuk membuka kerja sama keamanan dengan Amerika Serikat. Nantinya, semua anggota kartel akan semakin mudah dideportasi dari Meksiko untuk diadili di Amerika Serikat.