Angka Pernikahan China Merosot Seperti Indonesia, Apa Penyebabnya?

11 Februari 2025 15:45 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan pengantin baru merayakan upacara pernikahan massal pada festival es tahunan di kota utara Harbin, provinsi Heilongjiang, China, Minggu (5/1). Foto: REUTERS/Aly Song
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan pengantin baru merayakan upacara pernikahan massal pada festival es tahunan di kota utara Harbin, provinsi Heilongjiang, China, Minggu (5/1). Foto: REUTERS/Aly Song
ADVERTISEMENT
Seperti Indonesia, angka pernikahan di China merosot. Bahkan, angkanya menurun 20 persen jika dibandingkan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Penurunan angka pernikahan di China sudah terjadi selama beberapa dekade terakhir. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Urusan Sipil, sebanyak 6,1 juta pasangan mendaftarkan pernikahan di tahun 2024. Angkanya turun 20,5 persen dari pada tahun 2023, saat itu ada 7,68 juta orang yang mendaftarkan pernikahan.
Dikutip dari China Daily, Selasa (11/2), ada sejumlah faktor yang mempengaruhi menurunnya angka pernikahan di China. Warga bernama Zhao Xiaolin (31), mengatakan saat ini sulit mencari pasangan menikah, khususnya di kota besar seperti Beijing dan Shanghai.
Zhao mengungkapkan terakhir kali berpacaran dengan perempuan pada Juli tahun lalu. Ia mengaku takut membuka topik terkait pernikahan karena bisa berdampak pada prestasi pekerjaannya.
Tak hanya soal pekerjaan dan pendapatan, Zhao juga mengungkapkan masih ada pemikiran tradisional yang mendesak mereka yang ingin menikah untuk memiliki rumah. Hal itu hanya menambah beban finansial, menurutnya.
Pasangan pengantin baru menghadiri upacara pernikahan massal pada festival es tahunan di kota utara Harbin, provinsi Heilongjiang, China, Minggu (5/1). Foto: REUTERS/Aly Song
Warga lainnya dari Hangzhou, Li Shiyi (28), mengungkapkan orang tuanya telah mendesaknya untuk menikah.
ADVERTISEMENT
"Membutuhkan keberanian untuk masuk dalam pernikahan. Saya tidak ingin menikahi orang yang biasa-biasa saja hanya karena desakan keluarga," katanya.
Para ahli kemudian mengungkapkan alasan utama yang membuat angka pernikahan di China menurun. Di antaranya pergeseran pandangan terhadap pernikahan, tidak seimbangnya rasio jenis kelamin, dan tren pemuda menunda pernikahan.
Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan tahun 2020, China memiliki 723,34 juta laki-laki dan 688,44 juta perempuan. Rata-rata orang yang memasuki masa pernikahan berusia 28,67 tahun di 2020, meningkat 3,78 tahun dibandingkan tahun 2010.
"Beban keuangan dan harga rumah yang tinggi, biaya pendidikan, dan pasar kerja yang kompetitif membuat para pemuda tidak yakin dengan masa depan mereka, meningkatkan ketakutan akan pernikahan dan melahirkan," kata Jiang Quanbao, profesor di Institut Studi Kependudukan dan Pembangunan di Universitas Xi'an Jiaotong, Provinsi Shaanxi.
ADVERTISEMENT
Jiang mengatakan banyak anak muda, khususnya perempuan, yang menunda pernikahan demi mengejar pendidikan yang lebih tinggi dan kemandirian keuangan.
Jiang juga mengatakan, tingginya tingkat perceraian juga membuat pemuda lajang enggan berkomitmen untuk menikah.
Populasi usia menikah di China yang biasanya antara 20 dan 40 tahun juga menyusut, sehingga penurunan angka pernikahan tak bisa dihindari. Jiang pun mendesak pemerintah untuk memperkenalkan lebih banyak kebijakan perumahan, pendidikan dan pekerjaan untuk meningkatkan kepercayaan pada pernikahan.
Berdasarkan media berita keuangan Yicai, China memiliki sekitar 220 juta penduduk yang lahir setelah tahun 1980; 208,5 juta penduduk yang lahir setelah tahun 1990; dan 162,6 juta penduduk yang lahir setelah tahun 2000.
Jiang menyarankan pemerintah untuk menciptakan lebih banyak lingkungan yang mendukung pernikahan dengan mempromosikan nilai-nilai keluarga dan meningkatkan layanan perjodohan.
ADVERTISEMENT
Dia juga menyinggung soal regulasi yang lebih ketat terhadap biaya pernikahan yang terlalu mahal, kemudian dukungan keuangan untuk perumahan, pengasuhan anak dan pendidikan untuk mendorong pasangan muda menikah.
Sedangkan tren pernikahan di Indonesia bisa dibaca di tautan ini: