Angka Pernikahan di China Merosot, Perceraian Meningkat

10 Februari 2025 12:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pernikahan di China. Foto: Pigprox/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pernikahan di China. Foto: Pigprox/shutterstock
ADVERTISEMENT
Angka pernikahan di China merosot seperlima pada 2024 jika dibandingkan tahun sebelumnya. Laporan pada Senin (10/2) dirilis saat China berupaya meningkatkan angka pernikahan.
ADVERTISEMENT
Upaya peningkatan tersebut dilakukan agar para pasangan mempunyai anak. Kini, China menghadapi masalah penurunan populasi akibat enggannya pasangan mempunyai anak.
Menurut Kementerian Urusan Sipil, pada 2024 lebih dari 6,1 juta pasangan mendaftarkan pernikahan. Angka itu turun dibanding pada 2023 yaitu 7,68 juta pasangan, demikian dikutip dari Reuters.
Menurunnya minat untuk menikah dan memulai keluarga menurut berbagai laporan disebabkan pada tingginya biaya pengasuhan anak dan pendidikan di China.
Polisi mengatur antrean peserta ujian masuk perguruan tinggi. Foto: Carlos Garcia Rawlins/REUTERS
Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang tersendat selama beberapa tahun terakhir telah mempersulit lulusan universitas untuk mendapatkan pekerjaan. Sedangkan bagi yang memiliki pekerjaan, sebagian besar mengaku merasa tidak aman tentang prospek jangka panjang.
Sekarang China masih menduduki negara dengan populasi terbesar kedua di dunia di bawah India. China mempunyai penduduk sebanyak 1,4 miliar jiwa, demikian dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, China saat ini berhadapan dengan masalah populasi yang menua dengan cepat. Persoalan makin pelik karena merosotnya angka kelahiran selama beberapa dekade.
Menurunnya populasi disebabkan kebijakan satu anak yang berlaku di China pada 1980 sampai 2015.
Dalam dua dekade mendatang sekitar 300 juta warga China akan masuk usia pensiun. Angka itu sama dengan jumlah populasi di AS.
Kelahiran Bayi di China Foto: Carlos Barria/Reuters
Adapun demi mencegah menurunnya angka pernikahan dan kelahiran, China meminta perguruan tinggi dan universitas mengajarkan kurikulum ‘cinta’. Kurikulum itu menekankan pada pandangan positif pernikahan, cinta, kesuburan dan keluarga.
Di tengah upaya pemerintah, China berhadapan pula dengan laporan penurunan populasi dalam tiga tahun berturut-turut. Saat bersamaan, yaitu pada 2024, sebanyak 2,6 juta pasangan mengajukan gugatan cerai.
ADVERTISEMENT
Angka perceraian pada 2024 naik 1,1 persen dibanding pada 2023.