Angkot KWK Lebih Untung Setelah Terintegrasi dengan Transjakarta

3 April 2017 15:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Angkutan KWK Terintegrasi Transjakarta (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Angkutan KWK Terintegrasi Transjakarta (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Plt Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono alias Soni, mengatakan integrasi antara Koperasi Wahana Kalpika (KWK) dan Transjakarta akan memberikan keuntungan bagi semua pihak, termasuk para penumpang angkot KWK.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah membuat analisis, untung mana KWK bekerja sendiri, beroperasi sendiri, atau join dan bekerjasama dengan Transjakarta," kata Soni di pendopo Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (3/4).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyambut baik kerja sama ini. Integrasi ini merupakan bagian dari visi untuk mewujudkan Jakarta baru, membenahi transportasi Jakarta, serta membenahi tata kota keseluruhan di DKI Jakarta.
"Ini adalah perwujudan nyatanya," kata Soni.
Soni menjelaskan sebelum kerja sama dan berintegrasi dengan Transjakarta, angkot KWK yang beroperasi pukul 05.00-09.00 WIB dan pukul 16.00-20.00 WIB dalam satu minggu memperoleh pemasukan Rp 1.260.000 dengan asumsi seharinya Rp 180.000. Kemudian, apabila terintegrasi dengan Transjakarta, yang mana Transjakarta membayar kepada KWK sebesar Rp 206.060 per hari, maka dalam satu minggu akan mendapat pemasukan Rp 1.442.420.
ADVERTISEMENT
"Jadi per hari sudah selisih, kalau tanpa integrasi cuma Rp 180.000. Kalau integrasi bisa hampir dua kali lipatnya, yaitu Rp 206.060, jadi ada selisih Rp 20 ribuan lebih. Itu baru satu hari, kalau satu minggunya dikurangi saja ada perbedaan Rp 200 ribu lebih," beber Soni.
Apabila angkot KWK tidak terintegrasi dengan Transjakarta, maka dalam sebulan akan mendapatkan Rp 5.400.000. Sementara jika berintegrasi dengan Transjakarta maka akan mendapatkan Rp 6.181 .800.
"Jadi menguntungkan pihak koperasi, kemudian satu tahun total tanpa integrasi Rp 65.700.000 tapi dengan terintegrasi akan memperoleh Rp 75.211.000. Sehingga selisih 10 juta rupiah setahun. Itu posisinya. Apalagi seterusnya," kata Soni.
"Itu baru satu angkot, kalau 6 ribu angkot, kalkulatornya jebol," imbuh Soni.
ADVERTISEMENT
Kerja sama itu untuk menangkis isu-isu yang menyindir tetapi kenyataannya kerjasama tersebut justru menguntungkan. Pemerintah sebagai perwujudan dari negara dalam konsep nawacita, negara harus hadir dan tidak boleh menyengsarakan rakyatnya, tetapi harus mensejahterakan rakyatnya.
Selain keuntungan bagi pihak koperasi, kerjasama ini juga menguntungkan bagi para sopir angkot KWK.
Kerjasama KWK dan Transjakarta hanya berlaku pada pukul 05.00-09.00 WIB dan 16.00-20.00 WIB. Setelah itu, pendapatan yang didapat sopir bisa digunakan oleh sopir sendiri. Karena pada jam integrasi tersebut, para penumpang akan mendapatkan layanan gratis.
"Kalau di luar jam 09.00 WIB sampai jam 16.00 WIB ini adalah untuk kesejahteraan sopir, silakan dioperasikan," kata Soni.
"Jadi kami hanya mengelola final project-nya, antara jam 05.00 WIB sampai jam 09.00 WIB dan jam 16.00 WIB sampai 20.00 WIB. Itu jam kepadatan dari penumpang, supaya dengan demikian, akses transportasi lancar. Dari sopir diuntungkan, dari koperasi diuntungkan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana dengan penumpang? Soni mengatakan penumpang juga akan diuntungkan. Karena fasilitas yang diberikan jauh lebih baik, serta semua armada angkot KWK akan diganti dengan yang baru.
"Semua adalah angkutan baru armadanya, sehingga lebih aman dan nyaman," terang Soni.
Selain itu, masyarakat juga dididik untuk disiplin. Apabila para penumpang naik angkot maka pintunya akan ditutup. "Sopir pencet tombol, tutup sendiri," imbuhnya.
"Di dalam kelak akan ada AC. Sehingga penumpang dimanjakan, dinyamankan dan aman," tutup Soni.