Anies Baswedan dan Pengalamannya Beribadah Haji

5 September 2017 2:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies bersama ibu dan istrinya di Mekah. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Anies bersama ibu dan istrinya di Mekah. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Anies Baswedan baru saja menyelesaikan Ibadah Haji ke Tanah Suci. Tentu banyak hal yang ia dapatkan selama menjalankan ibadah ini.
ADVERTISEMENT
Tahun ini, Anies menjalani ibadah haji ditemani oleh sang istri, Fery Farhati dan Ibundanya, Aliyah. Bertiga mereka saling menemani dan mendukung satu sama lain untuk menyelasaikan ibadah ini.
Anies menuliskan pengalamannya kali ini di akun Facebook miliknya. Di sana ia menuturkan bawa ibadah haji adalah meniti dengan hati setiap peristiwa penuh makna seputar keluarga Ibrahim.
Bagi Anies, ibadah haji adalah sebuah ritual penuh makna yang figur sentralnya adalah seorang istri dan ibu bernama Hajar, bagaimana kisahnya menjadi awal terjadinya ibadah haji ini.
"Sangat unik di zamannya untuk jadi figur sentral. Bayangkan, dari manusia, terpilih seorang perempuan. Dari perempuan terpilih seorang budak. Dari budak terpilih berkulit hitam legam. Tapi dari figur Hajarlah semua bersumbu. Dari Hajar mengalir kisah mulia tentang iman, ketaatan & keluarga. Ya dari Hajar, seorang ibu dan seorang istri," tulis Anies.
ADVERTISEMENT
Anies kembali mengingatkan kepada kaum Muslimin peran Hajar sebagai seorang istri dan ibu sangatlah penting dan berharga. Bagaimana dari rahimnya lahir seorang Ismail, hingga akhirnya melalui perantara Ismail sebuah mata air terbuka yang hingga kini tak pernah berhenti mengalir dan dikenal dengan air zam-zam.
"Hajar adalah seorang ibu. Dari rahimnya ditakdirkan lahir Ismail. Di tanah berbatu yang menyengat, bayi Ismail membukakan mata air yang hingga kini tak berhenti alirannya: zamzam. Dari kasih ibunya, di tanah yang gersang dan panas itu Ismail dibalut dengan cinta tanpa batas, dididik jadi manusia luar biasa di usia belia. Di tanah ini Ismail tumbuh jadi manusia yg dikenang sepanjang masa," ujarnya.
Hajar yang juga istri Ibrahim memiliki peran penting dalam kisah Ibrahim untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta. Dari buah hati mereka, Ismail, Ibrahim pun akhirnya bisa merasakan kecintaan dan ketaatannya kepada Allah SWT. Dari istrinya, Ibrahim seakan diantarkan untuk menemukan puncak ketauhidannya.
ADVERTISEMENT
"Dari istrinya inilah seorang suami, Ibrahim, diantarkan untuk lebih dekat pada Sang Maha Pencipta; tanpa Hajar tiada Ismail, tanpa Ismail, Ibrahim tak merasakan kecintaan tunggalnya hanya pada Allah. Dari istrinya, Bapak Tauhid ini seakan diantarkan untuk menemukan puncak ketauhidannya. Kita rayakan momen-momen kecintaan tunggal Ibrahim pada Robbnya itu saat merayakan Idul Adha," paparnya.
Anies bersama ibu dan istrinya di Mekah. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Anies bersama ibu dan istrinya di Mekah. (Foto: Dok. Istimewa)
Hadirnya Hajar, seorang ibu dan seorang istri, menghantarkan kisah Ibrahim menjadi hikmah yang alirannya maknanya tidak pernah berhenti, seperti lubang zamzam mengalirkan airnya tanpa henti.
Kebahagian dan rasa syukur Anies memuncak ketika beberapa hari ini bisa menelusuri kembali perjalanan Ibrahim, Hajar, dan Ismail bersama ibu dan istrinya.
"Pengalaman haji adalah meniti dengan hati setiap peristiwa penuh makna seputar keluarga Ibrahim. Pengalaman haji itu jadi terasa makin bermakna ketika dialami bersama dengan Ibu dan istri," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Anies pun menceritakan pengalamannya melakukan tawaf bersama jemaah lainnya. Sebuah perasaan suka cita di tempat yang istimewa. Usai melakukan tawaf yang bertepatan dengan waktu salat magrib, Anies dan ribuan jemaah lainnya kemudian melaukan salat magribh berjemaah.
"Sore itu, tanggal 12 bulan 12 tahun 1438 Hijriah, tawaf Ifadha dimulai. Baitullah ada di tengah. Kami berjalan di orbitnya, menyatu dengan semua, seakan butiran air di samudra raya; saat kami tuntas 7 putaran, saat selesai tawaf, saat itu pula Adzan Maghrib berkumandang. Persis bersamaan. Semua berhenti di orbitnya, ratusan ribu jumlahnya, semua berubah arah menghadap kiri, berdiri mengarah Kabah dan sholatpun ditegakkan," tuturnya.
Sungguh, tiada batas atas hikmah yang bisa ditimba dari tiap pengalaman penuh makna ritual haji. Itu sekelumit refleksi kecil atas pengalaman haji Anies.
ADVERTISEMENT
Perjalanan ibdah haji Anies kali ini menjad sebuah pengalaman yang begitu membekas baginya. Mengabadikan momen ini bersama ibu dan istrinya menjadi hal yang diharapkan dapat menjadi cerita bagi generasi selanjutnya.
"Malam itu saat matahari sudah turun tapi gelap belum melangit, kami bertiga berdiri Al Haram. Mengabadikan momen bertiga ini, untuk anak-anak kami dan -InsyaAllah- untuk anak-anak dari anak-anak kami. Pada mereka pengalaman lengkap kelak akan dituturkan, semoga bisa jadi hikmah bagi mereka, dan bagi kami. Semoga kami dan mereka bisa mengalami, bukan hanya menjalani, ibadah haji. Fabi'ayyi ala'i rabbikuma tukazziban," tutup Anies.