Anies Berduka Raharja Waluya Jati Meninggal, Cerita Penculikan '98

8 Agustus 2023 10:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies Baswedan (baju putih) bersama Raharja Waluya Jati (kiri). Foto: Instagram/@aniesbaswedan
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan (baju putih) bersama Raharja Waluya Jati (kiri). Foto: Instagram/@aniesbaswedan
ADVERTISEMENT
Aktivis mahasiswa 1998 yang pernah menjadi penculikan Tim Mawar Kopassus, Raharja Waluya Jati, meninggal dunia pada usia ke-54 tahun, Selasa (8/8). Sahabat selama di kampus UGM, Anies Baswedan, turut berduka.
ADVERTISEMENT
"Jati meninggal jam 5 pagi ini di RSCM,” begitu bunyi pesan yang datang pagi ini. Duka cita itu kembali terkabarkan. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un," kata Anies di akun Instagramnya.
Anies pun bercerita kedekatannya dengan Jati semasa kuliah di UGM. Kala itu, dua aktivis mahasiswa seumuran ini sering berdebat, tapi tetap akrab.
"Raharja Waluya Jati, nama lengkapnya. Dia seorang aktivis yang idealismenya tak pernah luntur. Saya kuliah di Fakultas Ekonomi, Jati di Fakultas Filsafat. Kami bersahabat walau sering berdebat dan berbeda pandangan saat masa kuliah," kata Anies yang pernah menjabat Ketua Senat Mahasiswa UGM ini.
Anies Baswedan bersama Raharja Waluya Jati. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
Anies Baswedan bersama Raharja Waluya Jati dan seorang rekan. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
Anies Baswedan bersama Raharja Waluya Jati. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
"Dalam 10 tahun terakhir ini kami berjuang bersama, sepemikiran dan bergerak bersama," kata Anies yang juga mengungguh sejumlah foto dirinya bersama Jati.
ADVERTISEMENT
Jati sekarang menjadi relawan Anies setelah sempat menjadi kader PDIP. Jati menjabat Sekjen Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) — kelompok relawan Anies.
Anies kemudian menyinggung soal Jati yang sempat menjadi korban penculikan di tahun 1998. Bagi Anies, masa-masa itu menjadi masa kelabu yang menimbulkan trauma.
"Jati adalah salah satu korban penculikan aktivis mahasiswa tahun 1998. Siksaan tak berbatas, mulai jerat cekikan kabel di leher hingga setruman listrik tanpa henti. Ia sempat trauma jika ada urusan dengan listrik," jelas dia.
"Tapi semua kita mencatat dan rasa hormat: Penyiksaan yang dialaminya itu tak pernah sanggup menghentikan semangatnya. Semangatnya untuk Indonesia yang lebih baik tak pernah surut. Dia wafat saat sedang berjuang, sedang pada semangat tertingginya. Husnul khatimah, insyaallah," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Nirwan Ahmad Arsuka. Foto: Instagram/@arsuka1
Sebelum Jati, di hari Minggu (6/8), aktivis literasi Nirwan Ahmad Arsuka juga baru saja berpulang. Anies juga mengucap rasa duka yang mendalam.
"Berurutan, Allah panggil pulang pribadi-pribadi pejuang, penuh idealisme. Tapi yakinlah, masih berderet panjang pribadi-pribadi yang akan meneruskan estafet perjuanganmu, untuk Indonesia yang kita cintai ini," jelas dia.
"Sahabatku Jati, pagi ini dari tanah Situbondo, kukirimkan Al-Fatihah terbaikku padamu," kata Anies yang sedang berada di Situbondo, Jatim.