Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Anies Bicara Kasus Aktif-BOR Turun: Jakarta Sama Sekali Belum Aman dari Corona
26 Juli 2021 19:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menitDiperbarui 10 Agustus 2021 13:42 WIB
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyampaikan kondisi terkini pandemi corona di Jakarta. Dia mengatakan sejumlah indikator menunjukkan adanya penurunan, mulai kasus aktif hingga keterisian rumah sakit rujukan corona.
ADVERTISEMENT
Anies menjabarkan, kasus aktif hari ini hanya 62 ribu turun hampir separuh dibanding saat awal PPKM darurat yang mencapai 100 ribu lebih. Bahkan pada tanggal 16 juli 2021 ada 113 ribu kasus aktif.
"Penurunan kasus aktif ini konsisten dengan tren penurunan di beberapa parameter lain. Misalnya positivity rate kita yang semula sekitar 45%, kini sudah berada di kisaran 25%," kata Anies saat konferensi pers virtual, Senin (26/7).
"juga pemakaman protap COVID-19 yang pernah mencapai lebih dari 350 pemakaman per hari, kini sudah turun di bawah 200 per hari," tambah Anies.
Anies juga menyempatkan diri keliling ke sejumlah rumah sakit di Jakarta untuk memastikan laporan adanya penurunan antrean pasien di IGD hingga selasar rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Saat awal PPKM darurat, rumah sakit sangat penuh, bahkan selasar depan IGD pun itu dipenuhi antrean pasien yang akan masuk ke IGD. Antrean masuk IGD penuh, IGD-nya penuh, ruang rawat inapnya penuh, ICU-nya juga penuh.
"Nah sekarang ini selasar-selasar IGD sudah kosong, pasien sudah bisa langsung masuk ke IGD, di dalam IGD-nya juga hanya beberapa orang pasien, dan situasi ini terlihat di banyak rumah sakit di Jakarta," tutur dia.
Kondisi ini menunjukkan arus kedatangan pasien ke fasilitas kesehatan mulai berkurang. Kondisi ini tentu diharapkan bisa dipertahankan sampai angka yang sangat kecil.
Namun, Anies mengingatkan, kondisi penurunan ini bukan berarti Jakarta aman dari corona . Sebab, angka-angka saat ini masih 2 kali lipat dibanding saat puncak gelombang pertama corona di awal Januari 2021.
ADVERTISEMENT