Anies Bicara Rapid Test: Kita Balapan dengan Corona, Perang Hentikan Penyebaran

29 Maret 2020 14:44 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang warga sedang melakuakn rapid test. Foto: Dok. Pemprov DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Seorang warga sedang melakuakn rapid test. Foto: Dok. Pemprov DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jakarta sudah mulai melakukan rapid test di berbagai wilayah. Hasilnya juga sudah bisa diketahui, yakni 121 positif, 10.338 negatif.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan punya pandangan tersendiri mengenai rapid test yang mulai dilakukan di berbagai daerah. Anies menilai, pengecekan massal seperti sekarang ini memang tidak bisa menjadi satu-satunya acuan. Sebab, tes paling akurat menggunakan swab.
"Testing paling akurat yang menggunakan swab dan dicek dari pusatnya, bukan rapid test. Rapid test itu potensi false negative tinggi," kata Anies saat berbincang dengan Deddy Corbuzier, dikutip dari channel Youtube, Minggu (29/3).
"Jadi kalau rapid test ini memang betul menguji ada imun. Bahayanya gini, kalau dites negatif persentase benarnya ada, potensi meleset 30 persen. Kalau disebut positif maka 70 persen benar," tambah dia.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan terkait rapid rest tenaga medis. Foto: Dok. Pemprov DKI
Karena itu, orang yang sudah melakukan rapid test dan hasilnya negatif harus menjalani rapid test berikutnya 8 hari setelah tes pertama. Bila hasilnya juga negatif, barulah bisa diyakini orang tersebut negatif corona.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Anies menilai rapid test tetap harus dilakukan. Hasil dari rapid test dapat menentukan langkah selanjutnya untuk memutus mata rantai penularan virus corona di Jakarta.
"Kita balapan sama virus ini, bukan semata-mata penyakitnya ini perang menghentikan penyebaran. Virus itu mau pakai apa meranginnya. Yang kita kerjakan itu, dan ada sebagian jenis masalah yang tidak bisa keluar vaksinnya. Demam berdarah itu belum ada tuh," jelas Anies.
Karena itu, Anies terus mendorong pembatasan kegiatan warga sambil rapid test terus dilakukan. Dengan begitu, warga yang tertular dapat ditemukan dan diisolasi, serta tidak menyebarkan virus ke orang lain.
"Satu limiting mobility dan testing. Kalau kita mengerjakan ini balapan begitu, kita tahu siapa positif kita langsung test orang sekitarnya, keluarganya, koleganya, langsung mereka isolasi sehingga tidak nyebar. Kita seperti berlomba. Caranya testing positif masuk, positif masuk," ujar Anies.
ADVERTISEMENT
Sikap ini perlu disampaikan kepada warga agar semua mengerti. Sebab, satu orang saja lolos, potensi penyebaran sangat besar.
Anies juga mengungkapkan kesulitannya melacak warga yang positif corona. Sebab, di awal sampel hanya dikirim ke satu tempat, yakni Litbangkes. Padahal, membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Sering kali pasien meninggal baru dapet hasilnya terlambat kita. Kedua kita harus mengabarkan keluarganya. Supaya yang bersangkutan positif, keluarga dites, tetangganya dites," ucap dia.
Infografik Menangkal Penyebaran Virus Corona. Foto: Argy Pradypta/kumparan
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!