Anies Diharapkan Mampu Kendalikan Mafia Tanah dan Properti

11 November 2023 16:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anies Baswedan menghadiri acara deklarasi dukungan dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) di Hotel El Hotel Royale, Kelapa Gading, Selasa (7/11). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Anies Baswedan menghadiri acara deklarasi dukungan dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) di Hotel El Hotel Royale, Kelapa Gading, Selasa (7/11). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Bacapres Anies Baswedan menjadi narasumber talkshow Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) di Hotel Vertu Harmoni Jakarta, Jumat 10 November 2023.
ADVERTISEMENT
Reza Mahendra, generasi milenial di Kota Surabaya, Jawa Timur menilai soal sektor properti, hal yang paling penting adalah nilai tanah, karena nilai tanah menjadi penentu nilai HPP (harga pokok produksi) produk properti perumahan (landed house) maupun bangunan tinggi apartemen.
“Bahan baku rumah dapat disesuaikan dengan kantong, tetapi kalau harga tanah sudah tinggi sedikit harapan orang yang berpenghasilan menengah ke bawah untuk bisa membeli rumah sendiri. Apalagi mafia tanah dan mafia properti yang mempermainkan harga tanah serta properti seenaknya,” terang mahasiswa program fast track Pascasarjana S-2 Jurusan Manajemen di kampus elite Universitas Ciputra Surabaya, Jumat 10 November 2023.
Menurut pria yang juga pengusaha muda Surabaya ini, sekarang pemerintah kurang mampu mengelola subsidi perumahan dengan baik, sehingga banyak orang gagal dapat subsidi karena saat proses BI Checking ditolak.
ADVERTISEMENT
“Karena itu saya sangat berharap Bacapres Pak Anies Baswedan dan Bacawapres Gus Muhaimin Iskandar mengeluarkan kebijakan untuk membasmi mafia tanah yang seenaknya dan membantu mempermudah masyarakat saat tahap verifikasi klaim subsidi, misalnya dalam BI Checking dan bukan dibiarkan begitu saja seperti sekarang. Termasuk membantu generasi muda dapat memiliki rumah pertama mereka,” papar alumnus S-1 Manajemen Universitas Ciputra Surabaya.
Pembangunan perumahan KPR. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Dia mengungkapkan, keterjangkauan rumah bagi generasi milenial kini makin sulit. Contohnya rumah di pinggiran Kota Surabaya saja, seperti di Sidoarjo dan Gresik sudah mahal. Apalagi di tengah Kota Surabaya.
Sangat tidak terjangkau oleh generasi muda berpenghasilan UMR setempat. Padahal, kenyataannya banyak generasi muda itu penghasilannya di bawah UMR.
Belum lagi ketika mereka mengambil kredit perumahan (KPR) biaya bunganya tinggi, jauh di atas bunga deposito, sehingga jika ditotal selama masa angsuran, biaya bunga KPR bisa mencapai 50 persen lebih bahkan setara dengan harga rumahnya sendiri.
ADVERTISEMENT
“Saya berharap Pak Anies dan Gus Muhaimin bisa memberi solusi ketika kelak memimpin Indonesia,” pungkasnya.
(RB)