Anies Diwawancara ABC Australia, Disinggung Soal Politik Agama

10 Maret 2023 12:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan (kedua kiri). Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan (kedua kiri). Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Anies Baswedan angkat bicara soal tudingan penggunaan politik agama pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Hal itu mengemuka saat Anies diwawancarai oleh media ABC Australia.
ADVERTISEMENT
Anies berada di Australia beberapa waktu lalu. Ia diwawancarai oleh ABC Australia terkait beberapa isu termasuk Pilkada DKI yang dianggap memecah belah warga Jakarta.
Pada 2017, Anies menghadapi gubernur petahana saat itu Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang berasal dari etnis Tionghoa dan beragama Kristen.
Anies dituduh memakai politik agama karena mendapat dukungan dari kelompok FPI, ormas yang kini sudah dibubarkan.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menunjukkan desain rumah ibadah umat Hindu, di Jalan Bedugul, Jakarta Barat. Foto: Dok. PPID
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) bersama Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Siti Hartati Murdaya (kiri) saat menghadiri peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak di Jakarta. Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Oleh pewawancara ABC Australia, Anies menceritakan bahwa di setiap pemilu pasti ada isu yang membuat diskusi terbelah, apalagi jika calonnya berasal dari etnis atau agama berbeda.
"Setiap ada pemilu dan Anda memiliki kandidat saingan, saya berikan Anda satu contoh, jika kandidat kita berbeda kelamin satu laki-laki satu perempuan, lalu isu gender akan mendominasi diskusi. Itu bisa menjadi faktor pemecah," ucap Anies dalam bahasa Inggris.
ADVERTISEMENT
"Jika kandidat berasal dari etnis berbeda, maka isu etnis bisa memecah belah. Bahkan ketika Anda menggelar referendum ketika tidak ada person atau agama terlibat, itu bisa juga terpecah," sambung Anies.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri Peletakan Batu Pertama pembangunan Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Tugu, Jakarta Utara. Foto: Instagram/@aniesbaswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri misa Natal GPIB Imanuel, Jakarta, Selasa (24/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Anies mengatakan, walau mendapat tuduhan menggunakan politik agama ia membuktikan seluruh kebijakan ketika menjadi gubernur berdasarkan prinsip persamaan tanpa membeda-bedakan agama atau suku.
"Saya bekerja lima tahun di Jakarta dan benar-benar menyediakan kesempatan sama dan perlakuan sama bagi semua agama dan kelompok agama. Pada faktanya kami menciptakan perasaan stabil, damai di Jakarta," ucap Anies.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) hadir di Festival Pecinan 2019 di Jalan Pancoran, Glodok, Jakarta, Selasa (19/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menghadiri Festival Cap Go Meh di Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat (8/2). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Sudah terbukti bahwa saya mendapat dukungan dari berbagai kelompok. Tapi saat mengambil keputusan saya memprioritaskan empat hal: satu, equality; dua, kepentingan publik; tiga, masuk akal; dan empat, hukum aturan dan regulasi," kata Anies.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah menjalani masa jabatan lima tahun, saya pikir kami menjalankan itu berdasarkan prinsip-prinsip itu, itu tidak secara otomatis merefleksikan siapa yang mendukung Anda, tapi prinsip yang terefleksi dalam kebijakan," ucap Anies.