Anies Ingin Mentransformasi Angkot Seluruh Indonesia Lewat Sistem Jaklingko

7 Desember 2023 10:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
Pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) mendapat nomor urut 1 sebagai kontestan Pilpres 2024, Selasa (14/11/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) mendapat nomor urut 1 sebagai kontestan Pilpres 2024, Selasa (14/11/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capres dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan menegaskan, akan melakukan transformasi terhadap angkutan perkotaan (angkot) di seluruh Indonesia dengan sistem Jaklingko.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin melakukan transformasi angkutan perkotaan di seluruh Indonesia dengan sistem Jaklingko,” kata Anies di hadapan sekitar 350 orang pimpinan MTI Wilayah, Dinas Perhubungan Provinsi, DPD Organda, Asosiasi Transportasi, dan Perguruan Tinggi Transportasi dari seluruh Indonesia, yang mengikuti Rakernas Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) di Hotel Pullman Central Park, Jakarta Barat, Rabu (6/12/2023).
Anies mengungkapkan, biaya transportasi harus diturunkan. Rata-rata biaya angkutan umum di empat kota, masyarakat yang jauh dari angkutan umum mengeluarkan biaya 40 persen lebih mahal.
Untuk itu, ia menawarkan skema atau sistem Jaklingko yang dirintisnya saat jadi Gubernur Jakarta, dan tergolong berhasil mengembangkan transformasi angkutan perkotaan di Jakarta.
Seorang sopir angkutan kota Mikrotrans berada di dalam armadanya di Terminal Pulo Gadung, Jakarta, Selasa (4/10/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
Sebelum Jaklingko diberlakukan, angkutan perkotaan menerapkan ongkos dengan harga tinggi dan tarif tak pasti pada penumpang, rata-rata Rp6.000-Rp10.000 hanya untuk satu rute.
ADVERTISEMENT
Dengan sistem ini, angkutan sering ngetem, ngebut untuk kejar setoran, hingga pendapatan pengemuda tak menentu.
“Sementara dengan Jaklingko, tarif lebih pasti, harga terjangkau, dan terintegrasi, dengan tarif Rp0-Rp5.000 selama tiga jam,” kata Anies.
Sistem ini pun, lanjutnya, membuat angkot bebas ngetem, pengemudinya digaji, dan operatornya pun dibayar per km.
Ketika membangun transportasi umum di Jakarta, Anies selalu menekankan bahwa transportasi umum bukan sekadar alat pemindah badan dari satu tempat ke tempat lain. Transportasi umum adalah wahana mempersatukan warga.
“Dengan menggunakan kendaraan pribadi, interaksi antarwarga menjadi minim. Dengan transportasi umum, CEO maupun office boy akan berbagi ruang yang sama,” jelas Anies.
(IK)