Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan makna dan warna Gapura Glodok yang baru. Gapura Chinatown yang berada tepat di depan area masuk kawasan Glodok, Jakarta Barat, DKI Jakarta, itu diresmikan Anies pada Kamis kemarin.
ADVERTISEMENT
Anies menjelaskan Gapura Glodok tersebut adalah sebagai penanda dan pengingat sejarah. Kata dia, di sana ada makna tersemat berbagai macam suku bangsa bersatu.
Namun, lanjut dia, pembangunan kembali Gapura Glodok itu berbeda dengan gapura-gapura khas China lainnya di kota-kota lain di dunia yang umumnya berwarna merah dan kuning.
“Kali ini gapuranya agak berbeda dengan gapura Chinatown yang ada di kota-kota lain di dunia, biasanya menggunakan dominasi warna merah dan kuning,” kata Anies kepada wartawan usai membuka turnamen layangan aduan di Kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta, Sabtu (2/6).
Kata Anies, di Jakarta, masyarakat menyepakati untuk menggunakan warna beton pada Gapura Glodok itu sebagai keunikan.
“Dia (Gapura Glodok) menjadi keunikan kami tentu saja menyetujui dan saya katakan mudah-mudahan ini malah jadi pembeda dengan tempat lain,” kata Anies menjelaskan.
ADVERTISEMENT
Selain soal warna, Anies juga menjelaskan Gapura Glodok harus menjadi pengingat sejarah. Gapura itu, tambah dia, sebagai penanda penghormatan sejarah dan suasana persatuan.
“Jakarta sebagai kota global, di mana kehadiran berbagai macam suku bangsa dari berbagai wilayah ada di tempat ini,” ungkapnya.
“Karena itulah kita kembalikan gapura yang dulu diruntuhkan di zaman Jepang untuk ada di sini,” ujar Anies.
Peresmian gapura berwarna abu-abu ini memang bukan yang pertama kali. Gapura ini awalnya dibangun pada abad ke-18 di lokasi yang sama.
Namun nahas, saat Jepang menjajah Indonesia pada 1938, tentara Jepang memutuskan untuk menghancurkan gapura tersebut. Sejak saat itu, tidak ada gapura megah yang menjadi penanda pusat kawasan pecinan di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sejarah terus bergulir, meski tak ada gapura sebagai penanda sebuah kawasan, Chinatown terus tumbuh menjadi salah satu pusat bisnis di Jakarta. Namanya pun santer terdengar sebagai salah satu pusat hiburan malam di Hindia Belanda pada zamannya.
Hingga pada 2018, Anies memutuskan untuk mengunjungi kawasan Chinatown tepat pada saat perayaan Hari Raya Imlek. Saat itu, warga Jakarta keturunan Tionghoa yang juga merupakan beberapa pengusaha di Jakarta mengusulkan untuk membangun kembali gapura tersebut.
Tidak lama setelah itu, Anies memutuskan untuk merancang lebih jauh mengenai pembangunan gapura tersebut. Hanya saja dalam prosesnya terkendala peningkatan kasus COVID-19, sehingga pembangunan ulang simbol sejarah ini harus ditunda.
Akhirnya, proyek pembangunan gapura ini benar-benar dilaksanakan pada 30 Maret 2022. Tepat 3 bulan, gapura yang dipenuhi ukiran Naga ini pun selesai dibangun dan diresmikan.
ADVERTISEMENT