Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Anies Kritik Koridor 13: Contoh Paling Sempurna Tak Terintegrasi
22 Desember 2017 13:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengkritik pembangunan jalur TransJakarta koridor 13. Anies menyebut koridor 13 yang menghubungkan Ciledug-Tendean sebagai contoh pembangunan infrastruktur transportasi yang tak memikirkan integrasi antamoda.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan Anies saat hendak menaiki kereta Commuterline untuk menuju Tanah Abang dalam rangka kegiatan peninjauan. Anies melihat halte Transjakarta Kebayoran Lama yang berada di atas terlalu jauh dengan Stasiun Kebayoran Lama.
Warga masih harus berjalan kaki setidaknya 15 menit dari Halte TransJakarta terdekat di dekat Pasar Kebayoran Lama, untuk sampai ke Stasiun Kebayoran Lama.
“Jadi kalau mau contoh produk transportasi tidak terintegrasi ini contohnya. Harusnya ketika ini dirancang, ketika busway dirancang harusnya rancangannya itu memikirkan ada halte yang memungkinkan untuk mengintegrasikan penumpang busway, dari busway ke kereta, ini enggak terjadi,” kata Anies, di Stasiun Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
“Jadi kalau mau contoh yang tidak terintegrasi, ini contoh paling sempurna. Dibangunnya baru, tapi tidak memikirkan integrasinya. Jadi penumpang busway kalau mau pindah ke kereta api setengah mati keluarnya,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, Anies berjanji tidak akan mengulangi hal serupa. Ia ingin integrasi antarmoda transportasi sebagai salah satu faktor yang wajib dipenuhi dalam pembangunan infrastruktur transportasi.
“Coba kalau dulu merancang dipikirkan, apa yang terjadi dia bisa dengan mudah turun ke kerata api. Nah, yang mau kita bangun adalah integrasi,” ujar Anies.
Diketahui koridor 13 dibangun pada masa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Koridor tersebut menghubungkan Ciledug, Tangerang dengan Tendean, Jakarta Selatan. Terdapat 13 halte di sepanjang koridor tersebut. Koridor ini terkenal dengan halte CSW yang sangat tinggi dan belum berfungsi karena tak kunjung dibangun lift.